"Dari hari Selasa, malam Rabu lah, kan banyak yang nongkrong di sini, cuma enggak pada ngeh juga. Di sini kan biasa ada tikus, jadi orang nganggepnya itu (sumber bau)," kata Yanti saat ditemui di lokasi, Minggu (9/3/2025).
Yanti mengaku juga sempat mencium bau busuk dari rumahnya yang berjarak sekitar 10 meter dengan rumah korban.
Akan tetapi, Yanti berpikiran sama bahwa bau busuk berasal dari bangkai tikus di got dekat rumah TSL.
"Memang sebelumnya warga juga ada nyium bau-bau. Tadinya saya pikir itu bau bangkai biasa, cuma lama-lama nyengat," kata dia.
Sumber bau itu baru diketahui setelah anak TSL, Ronny (32) melaporkan penemuan jenazah ibu dan kakaknya ke polisi.
Baca juga: Ibu yang Tewas di Toren Tambora Dikenal Sering Pinjamkan Uang ke Warga
Yanti mengatakan, jenazah itu ditemukan di tempat penampungan air bawah tanah rumah TSL.
"(Ditemukan) di tempat penampungan air bawah, kayak kolam renang. Dia dalamnya tiga meter. Penampungan air ledeng gitu, bukan septic tank," tambah Yanti.
Sejak Sabtu (1/3/2025), penyewa kontrakan di rumah TSL dan ES juga mengeluhkan air yang mati di rumah mereka. Enam orang penyewa kontrakan itu telah berupaya menghubungi TSL untuk menghidupkan air, tetapi tidak ada respons.
"Pas kejadiannya Sabtu sore, kan pada pulang kerja. Minta air dinyalain, cuma enggak dibales WA-nya. Kata yang ngontrak begitu," kata Yanti.
Bahkan, para penyewa kamar kontrakan sempat meneriaki TSL untuk meminta air dihidupkan.
Baca juga: Ibu-Anak yang Tewas di Toren Tambora Diduga Hilang Sejak 1 Maret
Akan tetapi, tidak ada respons dari TSL. Dia menduga, sudah sejak Sabtu sore TSL dan anaknya tidak dapat dihubungi.
"Berarti dia HP-nya udah enggak aktif Sabtu sore. Katanya (pesan) enggak dibalas-balas, diteriakin juga enggak dijawab," tambah dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini