JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, mengungkapkan, luka memar pada sejumlah bagian tubuh diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) didapat dari tindakan yang dilakukan korban saat berada di rooftop kantornya, sehari sebelum ia ditemukan tewas.
"Berdasarkan hasil gelar perkara kemarin, diinformasikan oleh penyidik bahwa pada saat di (Gedung) Kemenlu itu, di rooftop-nya di lantai 12 ada kegiatan untuk memanjat ke tembok. Nah itu yang dapat menyebabkan adanya memar pada lengan atas kanan," jelas Yoga dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Selain di lengan, Yoga menyebut bahwa luka memar juga ada di bagian tubuh korban lainnya, yakni kelopak atas mata kiri dan bibir bawah bagian dalam.
Baca juga: Tak Ada Orang Lain Masuk Kamar Kos Sebelum Diplomat Kemlu Ditemukan Tewas
Ia menilai luka memar tersebut bukan karena korban melukai diri sendiri atau self harm.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya mengatakan, ADP sempat berada di rooftop Gedung Kemlu selama 1 jam 26 menit. Seluruh aktivitasnya terekam kamera CCTV.
Dalam rekaman CCTV, tampak ADP berusaha menaikkan tubuhnya melewati pagar pembatas lantai. Pagar di rooftop lantai 12 itu diperkirakan memiliki tinggi 150 sentimeter.
“Ada saat-saat dari korban mencoba menaikkan badannya lebih tinggi dari pagar. Percobaan pertama sampai sebatas ketiak, percobaan pertama di bawahnya adalah lantai rooftop lantai 11,” jelas Wira.
“Yang di sebelah sini, mohon maaf, itu sudah hampir di atas pusar karena posisi sudah begini. Itu terekam semua, file-nya lengkap,” imbuhnya.
Baca juga: Kriminolog: Tidak Ada yang Janggal Terkait Kematian Diplomat Kemlu
Diketahui, diplomat Kemlu berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Baca juga: Kenapa Polisi Tak Lugas Sebut Diplomat Kemlu Tewas Bunuh Diri?
Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini