JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Perumahan Dukuh Zamrud, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, tengah diliputi keresahan atas aktivitas keagamaan yang digelar tanpa izin di rumah warga setempat.
Kegiatan yang sudah berlangsung delapan tahun itu dipimpin oleh seorang perempuan berinisial PY atau yang akrab disapa “Umi Cinta” oleh warga sekitar.
AH (54), seorang warga di kawasan itu mengatakan, aktivitas tersebut tidak pernah mendapatkan persetujuan lingkungan, baik dari tingkat RT maupun RW.
Baca juga: Pimpinan Perkumpulan Keagamaan di Bekasi Janjikan Jemaatnya Masuk Surga jika Infak Rp 1 Juta
“Iya enggak ada izin lingkungan RT dan RW,” ujar AH saat ditemui di sebuah masjid, Senin (11/8/2025).
Setiap akhir pekan, mulai pukul 05.00 WIB hingga menjelang siang, sekitar 70 anggota mengikuti pertemuan rutin di rumah berwarna hijau bercorak kuning milik PY.
Namun, kegiatan ini memicu kemarahan warga karena kendaraan anggota kerap diparkir sembarangan, menyulitkan lalu lintas di perumahan.
Lebih dari itu, mantan anggota kelompok ini mengungkap praktik eksklusif dan tertutup yang menimbulkan kecurigaan warga.
Salah satunya adalah iming-iming janji surga dengan syarat membayar infak sebesar Rp 1 juta.
Baca juga: Janji Surga Berbayar dan Aktivitas Keagamaan Tanpa Izin di Kota Bekasi Tuai Penolakan Warga
“Ada (keterangan) kalau mau masuk surga dibayar Rp 1 juta,” kata AH.
Keresahan warga juga bertambah lantaran perubahan perilaku sejumlah anggota, seperti istri yang mulai berani melawan dan mengancam cerai suami, serta anak-anak yang menolak menuruti orangtua mereka.
“Awalnya warga menerima, tapi setelah ada pengakuan dari mantan anggota, suasananya jadi berbeda,” ujar AH.
Situasi memuncak pada Minggu (10/8/2025) pagi, ketika warga melakukan aksi protes di depan rumah PY saat kegiatan tengah berlangsung.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan penolakan disertai tanda tangan warga, baik di depan rumah PY maupun di gerbang perumahan.
Upaya Konfirmasi Kompas.com ke rumah PY tidak berhasil karena perempuan tersebut tidak berada di lokasi.
“Dia enggak di sini,” kata TS (53), warga sekitar lainnya.
Baca juga: Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Saluran Air Bekasi
Warga berharap pemerintah dan aparat terkait dapat memberi solusi agar ketenangan dan keharmonisan lingkungan kembali pulih.
(Reporter: Achmad Nasrudin Yahya | Editor: Larissa Huda)
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini