Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Perdana Kampung Sinema Terealisasi dari Patungan Warga dan Gadaian Gelang Bu RW

Kompas.com - 05/09/2025, 16:39 WIB
Hafizh Wahyu Darmawan,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kampung Sinema di Kebon Melati, Jakarta Pusat, lahir dari semangat warga demi bisa memproduksi film.

Ade Maulana, Ketua Produksi Kampung Sinema, mengungkapkan bahwa film perdana mereka yang berjudul Kartu Bebas Lapar diproduksi dengan dana kolektif.

Bahkan, Ketua RW saat itu rela menggadaikan gelang pribadinya untuk menutupi kebutuhan produksi.

Baca juga: Ini Poin-poin 17+8 Tuntutan Rakyat yang Jatuh Tempo Hari Ini

“Film pertama itu kolektif, cuman film-film sekarang yaudah, karena kita udah punya alhamdulillah dapat hasil dari festival, ya kita udah bisa produksi mandiri. Dan kita juga film pertama ngegadein gelangnya Bu RW, buat modal,” kata Ade saat ditemui, Kamis (4/9/2025).

Film Kartu Bebas Lapar berangkat dari keresahan Ketua RW terkait maraknya praktik penggadaian Kartu Jakarta Pintar (KJP) di lingkungannya.

“Film pertama kali yang di sini tuh Pak RW khawatir banyak warga yang gadein kartu KJP. Yaudah kita bikinin filmnya aja, dari situ dibikin skripnya,” ujar Ade.

Ade menyebutkan, proses produksi film tak hanya soal modal. Warga ikut dilibatkan sebagai pemeran, kru kamera, hingga bagian teknis lainnya.

Untuk memperkuat kualitas, komunitas ini juga mendatangkan pelatih peran dan sinematografi dari luar.

“Kita emang berdayain teman-teman di sini untuk jadi talent, untuk megang kamera, kita kasih pelatihan juga, kita kasih guru-guru peran,” jelas Ade.

Baca juga: Warga di Kebon Melati Ubah Program RW Jadi Kampung Sinema Penuh Kreasi

Perjuangan yang penuh keterbatasan itu berbuah manis. Film perdana mereka sukses diputar dalam festival dan membuka jalan lahirnya identitas Kampung Sinema sebagai wadah kreatif resmi RW.

“Kenapa ada nama Kampung Sinema itu? Karena awalnya kan kita produksi film. Kita produksi film, terus hasilnya bagus. Nah akhirnya, kita masukin film ini ke program kerja. Terus kita branding kita Kampung Sinema,” ujar Ade.

Sejak saat itu, Kampung Sinema terus berkembang dengan memproduksi film-film lain bertema sosial, budaya, hingga religi.

Kini mereka sudah menghasilkan empat film, yaitu Kartu Bebas Lapar, Aku Plastik, Tekad, dan Yang Kita Tidak Tau. Keempat film tersebut bahkan diputar dalam festival.

Saat ini, mereka tengah bersiap menggarap film kelima pada November 2025 mendatang.

Ke depan, Kampung Sinema menargetkan produksi film musikal yang mengangkat budaya Betawi dengan balutan konflik sosial.

“Target besarnya, bikin film musikal. Film musikal panjang tentang budaya Betawi yang dibentrokan dengan sosial, konfliknya tetap sosial,” ujar Ade.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau