TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Suasana duka menyelimuti keluarga staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Peru, Zetro Leonardo Purba, yang tewas ditembak saat bersepeda di Lima, Peru.
Seorang warga sekitar, Sinta (bukan nama sebenarnya), menceritakan bagaimana kabar duka itu pertama kali terdengar di lingkungan rumah keluarga Zetro di Ciputat, Tangerang Selatan.
Menurut Sinta, pada Senin (8/9/2025) pagi, ia mendengar teriakan dari rumah ibunda Zetro, yang akrab disapa Opung oleh warga.
Baca juga: Sosok Zetro, Staf KBRI Peru yang Ditembak Saat Bersepeda: Dikenal Ramah dan Sayang Keluarga
“Saya mau pingsan dengarnya. Soalnya Ibu Mas Leo (panggilan warga ke Zetro Leonardo Purba), kalau di sini dipanggilnya Opung, tinggal sendirian. Anak-anaknya kan kerja,” ujar Sinta kepada Kompas.com, Rabu (10/9/2025).
Karena penasaran, Sinta mendatangi rumah tersebut untuk memastikan kondisi Opung.
Ia mengetahui bahwa ibunda Zetro memang tinggal seorang diri sejak lima bulan lalu, setelah Zetro dan keluarganya berangkat bertugas ke Lima, Peru.
“Pas Senin pagi itu lagi hektik-hektiknya PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Kedengeran suara teriak. Saya pikir lagi ketawa, tapi ternyata pas saya ke sana, beliau teriak sambil nangis juga,” tutur Sinta.
Sinta mengaku sempat kebingungan melihat kondisi Opung yang tampak sangat terpukul. Ia kemudian berusaha menenangkan ibunda Zetro yang masih syok setelah mendengar kabar duka tersebut.
“Saya masih belum mencerna sebenarnya, apa yang terjadi saat itu. Pagi banget soalnya, tiba-tiba banget. Di situ saya langsung nenangin Opung karena syok juga,” kata dia.
Baca juga: Begini Kondisi Rumah Duka Usai Jenazah Staf KBRI Zetro Dipulangkan
Menurut warga, Zetro merupakan anak bungsu yang sangat disayangi ibunya. Sosoknya dikenal ramah, dekat dengan tetangga, serta penyayang terhadap keluarga.
Sinta menuturkan, Zetro selalu menyempatkan waktu untuk bermain dengan ketiga anaknya sebelum berangkat kerja.
“Interaksi terakhir saya itu pas sebelum berangkat ke Peru. Pagi-pagi, kalau sebelum ngantor, selalu ngajak anak main. Dia sayang banget ke anaknya,” ujarnya.
Sinta berharap kasus penembakan Zetro dapat segera terungkap agar keluarga, terutama anak-anaknya yang masih kecil, bisa mendapat kepastian.
“Semoga bisa selesai lebih cepat. Kami kan kepikirannyakan gitu ya. Anak-anaknya juga masih kecil-kecil,” kata dia.
Jenazah Zetro tiba di Indonesia pada Selasa (9/9/2025) pukul 19.12 WIB, melalui Kargo Jenazah Bandara Soekarno-Hatta.