JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu yang berlaku sejak 31 Oktober hingga 6 November 2025.
Melalui akun Instagram resminya @bpbddkijakarta, BPBD mengimbau masyarakat agar mewaspadai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang selama enam hari ke depan.
BPBD juga mengingatkan warga untuk menyiapkan perlengkapan siaga seperti payung, jas hujan, serta tas siaga bencana.
“Kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem,” tulis BPBD dalam unggahan tersebut.
Warga diminta rutin memantau tinggi muka air melalui laman bpbd.jakarta.go.id/waterlevel, memperbarui informasi banjir di pantaubanjir.jakarta.go.id.
Warga juga dapat melaporkan potensi genangan melalui aplikasi JAKI. Dalam keadaan darurat, masyarakat dapat menghubungi Jakarta Siaga 112.
Baca juga: Link Pantau Titik Banjir di Jakarta Hari Ini Secara Real-Time
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah menggelar rapat khusus untuk menindaklanjuti dampak cuaca ekstrem yang melanda Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
Menurut Pramono, hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Kamis (30/10/2025) sore merupakan fenomena anomali yang sulit diprediksi sepenuhnya, meski peringatan dari BMKG telah menunjukkan potensi curah hujan tinggi.
“Kami sudah memiliki data soal curah hujan tinggi, tapi yang kemarin itu anomali luar biasa. BMKG menyampaikan ada potensi hujan lebih dari 200 milimeter,” kata Pramono usai acara Benyamin Sueb Award 2025, Jumat (31/10/2025).
Ia menjelaskan, cuaca ekstrem tersebut memicu tumbangnya sejumlah pohon, kemacetan parah, hingga menimbulkan korban jiwa.
“Kemarin ada sekitar 10 pohon tumbang. Karena itu, tadi kami secara khusus rapat mengenai hal ini,” ujarnya.
Baca juga: Tarif Transjakarta Bakal Naik, Rano Karno: Masih Dijajaki
Dalam rapat tersebut, Pramono menginstruksikan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) untuk segera melakukan peremajaan pohon, terutama jenis palem yang dinilai rawan tumbang saat diterpa angin kencang.
“Saya minta pohon-pohon dilakukan peremajaan, terutama pohon palem yang memang tidak kuat. Akan saya minta untuk dipotong, di-pruning, atau ditoping, bahkan disanggah,” kata Pramono.
Langkah tersebut diharapkan dapat meminimalisasi risiko pohon tumbang dan menjaga keselamatan warga di tengah potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Akui Kuasai Trotoar untuk Berdagang, Pedagang di Jalan Muwardi: Di Mana-mana Juga Sama
BMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrem dan banjir rob di wilayah pesisir Jakarta pada 6–8 November 2025.