Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat market cap atau kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 7.578 triliun, mendominasi dengan market share 62,3 persen dari total pasar modal nasional.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, mengatakan, dominasi saham syariah menjadi bukti kuatnya daya tarik instrumen berbasis syariah di tengah dinamika pasar global.
Selain saham syariah, outstanding nilai sukuk negara dan sukuk korporasi juga tercatat sebesar Rp 1.772 triliun, mempertegas peran penting instrumen syariah dalam pembiayaan jangka panjang.
“Adapun saat ini, market kapitalisasi saham syariah telah mencapai Rp 7.578 triliun dengan market share sebesar 62,3 persen. Outstanding nilai sukuk negara dan sukuk korporasi saat ini Rp 1.772 triliun,” ujar Mirza saat gelaran Ijtima’ Sanawi XXI 2025, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Adapun, industri reksadana syariah tumbuh stabil dengan nilai sebesar Rp 56 triliun.
Ia mencatat, industri pasar modal syariah Indonesia tidak hanya ditopang oleh saham syariah, sukuk, dan reksadana syariah, tetapi juga berkembang lewat security crowdfunding.
Mekanisme ini fokus pada sistem pendanaan berbasis digital yang mempertemukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan para investor melalui platform yang terdaftar dan diawasi OJK.
Security crowdfunding memungkinkan UMKM untuk mendapatkan akses permodalan tanpa harus bergantung pada perbankan.
“Industri pasar modal syariah juga didukung oleh industri security crowdfunding yang tumbuh signifikan dan berhasil mendanai UMKM sebesar Rp 894 miliar. Jadi security crowdfunding adalah pendanaan secara digital buat UMKM yang berada di bawah bidang pasar modal,” paparnya.
Di sektor perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun syariah, total aset industri mencapai Rp 59 triliun, tumbuh 6,2 persen secara tahunan.
Rinciannya, perasuransian syariah memiliki aset Rp 47,5 triliun dengan 3,6 juta polis dan portofolio investasi senilai Rp 37 triliun.
Dana pensiun syariah mencatat total aset Rp 4,7 triliun dengan lebih dari 143.000 peserta, sementara industri penjaminan syariah mencatat pertumbuhan 12 persen menjadi Rp 6,7 triliun.
Selain itu, industri lembaga pembiayaan syariah yang meliputi modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga keuangan lainnya (PVML) juga menunjukkan pertumbuhan solid.
Total asetnya mencapai Rp 118 triliun, naik 12,3 persen, dengan piutang pembiayaan syariah sebesar Rp 110 triliun atau tumbuh 10,3 persen.
“Yang mana jumlah piutang pembiayaan syariah mencapai Rp 110 triliun, atau meningkat 10,3 persen. Market share di bidang PVML tadi, yang syariah, dibandingkan dengan seluruh aset PVML, sebesar 11,3 persen, dibandingkan dengan seluruh aset PVML. Itu tumbuh selama satu tahun terakhir,” beber Mirza.
OJK juga menyoroti perkembangan inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK), termasuk aset digital dan kripto, yang kini diawasi lebih ketat.
Mirza menekankan bahwa penguatan penyelenggaraan ITSK syariah menjadi fokus utama agar ekosistem keuangan digital berbasis syariah dapat terus tumbuh sejalan dengan perkembangan global.
“Pengembangan tidak hanya difokuskan pada penyelenggaraan inovasi teknologi sektor keuangan konvensional, tetapi juga pada penguatan penyelenggaraan ITSK syariah,” ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2025/09/26/113700126/market-cap-saham-syariah-ri-tembus-rp-7.578-triliun-dominasi-62-3-persen-pasar