Keyakinan itu muncul setelah rupiah sempat melemah tajam.
Pada perdagangan Kamis (25/9/2025), kurs menembus Rp 16.700 per dollar AS dan bertahan hingga Jumat.
"Mungkin ke tengah minggu depannya juga sudah balik (kembali menguat)," ujar Purbaya saat media briefing di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Ia menilai pelemahan rupiah terjadi akibat salah persepsi investor.
Empat bank milik pemerintah (Himbara) menaikkan bunga deposito valuta asing (valas) dolar AS menjadi 4 persen.
Angka ini lebih tinggi dibanding bunga deposito rupiah yang hanya 3,75 persen.
Kondisi tersebut membuat sebagian dana berpindah dari deposito rupiah ke dolar AS.
Purbaya menegaskan kebijakan itu murni keputusan bank, bukan instruksi pemerintah.
"Saya yakin ketika mereka tahu bahwa kebijakan yang kita jalankan betul-betul bisa membalik arah pertumbuhan ekonomi, itu rupiah akan berbalik dengan cepat. Apalagi dengan konferensi pers sekarang yang menyatakan tidak ada kebijakan dari Kementerian Keuangan yang 4 persen, saya pikir akan berkurang dengan cepat itu tekanan ke rupiah," jelasnya.
Penguatan tipis rupiah mulai terlihat. Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah naik 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 16.738 per dollar AS.
Purbaya yakin tren ini berlanjut pekan depan.
"Ini kan kita baru konferensi pers kan sekarang, Anda baru kebaca koran nanti sore, market sudah tutup kan. Senin baru mulai ini, Selasa, Rabu, sudah balik," ucapnya.
Bank Indonesia (BI) juga menyiapkan langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal akan diperkuat.
Selain itu, Purbaya menilai dampak kebijakan fiskal mulai terasa pada perekonomian nasional.
"Sebagai Menteri Keuangan, saya enggak boleh ngomong (rupiah akan menguat ke level berapa). Tapi jauh lebih kuat dibanding sekarang. Kalau Anda forward looking, kira-kira tahu signal apa yang masih diambil, posisi apa yang masih diambil," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2025/09/26/185306326/purbaya-yakin-tekanan-rupiah-akan-reda-awal-pekan-depan-mulai-menguat