Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menaker Ungkap Penyebab PHK di Indonesia: Karena Daya Saing Industri Kurang

Hal itu disampaikan Yassierli saat Peluncuran Masterplan Produktivitas Nasional di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

"Tadi sudah disampaikan bahwa produktivitas menjadi pendorong daya saing industri kita. Kalau saya sering sampaikan, salah satu penyebab PHK adalah karena daya saing (industri) kita yang kurang. Resilience. Daya saing yang kurang itu salah satu faktornya," jelasnya.

"Faktornya banyak, maka produktivitas dari industri kita juga kemudian kemampuan kita untuk menggunakan resources yang tersedia, kemudian menghasilkan produk, kemudian orang bisa lebih murah, lebih efisien, dan berkualitas lebih baik," lanjut Yassierli.

Ia pun menyinggung soal bonus demografi yang harus sejalan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.

Ke depannya, menurut Menaker, bonus demografi harus sesuai dengan target Indonesia Emas pada 2025.

"Kemudian Bapak dan Ibu, kita juga diingatkan terkait dengan bonus demografi. Bonus demografi ini harus kita sambut, kita songsong agar memberikan value bagi bangsa ini, yaitu dengan tenaga kerja yang berkualitas," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, jumlah pekerja yang mengalami PHK mencapai 42.385 orang pada Januari-Juni 2025.

Jumlah itu diketahui dari rekap data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) yang diunggah di laman Satudata Kemenaker.

Merujuk pada data di Satudata Kemenaker, jumlah karyawan yang ter-PHK sejak Januari-Juni 2025 paling banyak berada di tiga provinsi.

Tiga provinsi tersebut adalah Jawa Tengah (10.995 orang), Jawa Barat (9.494 orang), dan Banten (4.267 orang).

Kemudian, jika dibandingkan dengan data PHK Januari-Juni pada 2024 lalu, jumlah tahun ini naik 32,19 persen.

Sebagai informasi, jumlah pekerja ter-PHK pada Januari-Juni 2024 sebanyak 32.064 orang.

https://money.kompas.com/read/2025/10/07/142300726/menaker-ungkap-penyebab-phk-di-indonesia--karena-daya-saing-industri-kurang

Terkini Lainnya

Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Kebijakan Cukai Rokok 2026: Realisme Fiskal dan Upaya Tekan Rokok Ilegal
Industri
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Bagikan artikel ini melalui
Oke