Sebaiknya, bagaimana pejuang KPR bersikap di masa "tak baik-baik" saja saat ini? Nah simak dulu penjelasan perencana keuangan Ode Kustriani Atmaja, CFP QWP.
Ode menerangkan, kebijakan tarif Trump memang berdampak besar sebab mendorong harga bahan impor naik, memicu inflasi, dan bahkan membuat biaya produksi barang lokal ikut terdongkrak.
Akibatnya, harga kebutuhan pokok dan bahan bangunan di Indonesia pun ikut naik. Di sisi lain, ketidakpastian ini juga menekan nilai tukar dan bisa mendorong suku bunga naik—kombinasi yang tidak ideal bagi siapa pun yang sedang mencicil rumah.
"Tapi tenang, masih ada cara untuk bertahan," katanya kepada Kompas.com.
Berikut strategi yang bisa dilakukan para pejuang KPR agar tetap stabil secara finansial. Apa saja?
1. Hitung Ulang Kemampuan Bayar KPR
"Suku bunga naik sama dengan cicilan KPR makin berat, terutama untuk yang pakai skema floating rate," kata Ode.
Langkah cerdas yang harus dilakukan sebagai berikut:
• Simulasikan cicilan jika bunga naik 1–3 persen.
• Pastikan total cicilan tetap <30% penghasilan.
• Jika memberatkan, pertimbangkan refinancing ke bunga tetap (fixed rate) atau pengajuan restrukturisasi kredit.
2. Atur Ulang Anggaran Bulanan: Perketat Pos Pengeluaran
Tarif Trump bisa memicu kenaikan harga barang-barang konsumsi, termasuk makanan, alat elektronik, dan peralatan rumah tangga.
Pejuang KPR bisa fokuskan anggaran pada kebutuhan pokok, Cicilan KPR, Dana darurat dan asuransi.
"Kurangi sementara gaya hidup konsumtif seperti nongkrong, belanja impulsif dan Langganan digital yang tidak penting," lanjut Ode.
3. Cari Tambahan Penghasilan dan Bangun Dana Darurat
Harga-harga naik tapi penghasilan stagnan? Waktunya cari peluang baru.
Langkah praktis, pertama, coba kerja sampingan atau freelance, jual barang bekas atau mulai usaha kecil dari rumah dan
"Siapkan Dana Darurat dengan target 6x penghasilan bulanan untuk single, 9x penghasilan bulanan untuk menikah dan 12x penghasilan bulanan untuk menikah dan punya anak," lanjutnya.
4. Perkuat Proteksi: Jangan Sampai Sakit Ganggu Cicilan
Ditengah ketidakpastian, asuransi jadi pondasi perlindungan finansial.Pastikan:
• Punya asuransi jiwa yang cukup untuk melunasi sisa KPR kalau terjadi risiko.
• Memiliki asuransi kesehatan agar biaya rumah sakit tidak mengganggu cash flow
5. Tunda Renovasi Rumah
"Tarif tinggi bisa menaikkan harga material seperti baja, semen, alumunium, dan bahkan furnitur," kata Ode.
Kalau renovasi bukan hal mendesak:
• Tunda sampai harga lebih stabil.
• Gunakan bahan lokal atau alternatif murah.
• Buat rencana renovasi bertahap dengan anggaran ketat.
6. Hindari Utang Baru
"Hindari pinjol, kartu kredit, atau cicilan konsumtif. Fokus pada stabilitas keuangan, bukan menaikkan gaya hidup," kata Ode.
7. Evaluasi Tujuan Keuangan
"Review kembali tujuan keuangan: rumah, pendidikan anak, pensiun. Review kembali nominal dan target waktu sesuai kondisi baru," kata Ode.
Selanjutnya, jangan ambil keputusan impulsif seperti menjual rumah atau tarik investasi tanpa perhitungan matang. Serta, konsultasikan strategi keuangan ke profesional.
"Tarif Trump bukan hanya masalah Amerika, tapi punya efek nyata sampai ke dompet masyarakat Indonesia, termasuk para pejuang KPR. Tapi dengan perencanaan keuangan yang adaptif, pengendalian pengeluaran, dan strategi perlindungan finansial yang tepat, kita bisa tetap melangkah mantap—meski di tengah badai global," pungkas Ode.
Demikian pejuang KPR, tetap semangat dan selamat berjuang di tengah ketidakpastian.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini