JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (kode saham: PGEO) mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2024, termasuk menyetujui pembagian dividen senilai 136,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,25 triliun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Dividen tersebut merupakan bagian dari laba bersih 2024 yang mencapai 160,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,64 triliun. Sementara itu, pendapatan PGE tahun lalu tercatat sebesar 407,12 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,72 triliun.
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio mengatakan pencapaian tersebut mencerminkan fundamental perusahaan yang solid dan daya tahan bisnis di tengah ketidakpastian global.
“Performa keuangan dan operasional yang positif itu menegaskan keberhasilan penerapan strategi bisnis berkelanjutan dalam mendorong pengembangan panas bumi di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Yurizki di Jakarta, melalui keterangan pers, Selasa (3/6/2025).
Baca juga: Inovasi PGE Dorong Efisiensi Energi, Sampah Bisa Jadi Saldo e-Money
PGE juga mencatat pertumbuhan produksi dari sejumlah wilayah kerja panas bumi seperti Kamojang yang tumbuh 5,36 persen secara tahunan (year on year/YoY), Lahendong sebesar 0,40 persen, dan Lumut Balai sebesar 2,72 persen. Total produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh atau naik 1,96 persen dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menyampaikan, Perseroan menargetkan peningkatan kapasitas terpasang menjadi 1 gigawatt (GW) dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Langkah ini sejalan dengan agenda transisi energi yang dicanangkan pemerintah.
“Upaya ini kami lakukan dalam mendukung agenda transformasi bauran energi nasional dengan meningkatkan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 76 persen pada periode 2025–2034,” ujarnya.
Baca juga: Pertamina Geothermal Energy, Satu-satunya Perusahaan RI yang Masuk Daftar 50 ESG Top Global 2025
Sebagai bagian dari penguatan bisnis, RUPST juga menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang memungkinkan ekspansi ke bidang usaha baru seperti industri alat uji Flow2Max, jasa pengujian laboratorium, serta skema sewa dan optimasi aset eksisting.
Saat ini, total kapasitas panas bumi yang dikelola PGE mencapai 1.887 megawatt (MW), dengan 672 MW dikelola mandiri dan 1.205 MW dikelola bersama mitra. PGE menargetkan kapasitas mandiri tumbuh menjadi 1 GW dalam waktu dekat, dan hingga 1,7 GW pada 2033.
Di sisi lain, proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini. Proyek tersebut akan memperkuat portofolio energi hijau PGE sekaligus mendukung kinerja keuangan perusahaan pada 2025.
Baca juga: Potensi Panas Bumi RI Terbesar Kedua di Dunia, tapi Baru Dimanfaatkan 12 Persen