JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi adalah salah satu cara efektif untuk menumbuhkan uang di masa depan. Namun, bagi pemula, istilah dan proses investasi sering kali terasa rumit dan membingungkan.
Padahal, dengan langkah yang tepat, investasi dapat dilakukan dengan mudah dan aman. Nah, berikut ini adalah panduan memulai investasi bagi pemula.
Sebelum memulai investasi, hal utama yang perlu dimiliki adalah dana darurat. Dana darurat adalah dana yang berfungsi sebagai simpanan khusus untuk menghadapi kebutuhan mendesak, seperti sakit mendadak, kehilangan pekerjaan, atau situasi tak terduga lainnya.
Baca juga: Lebih Baik Beli Emas Kadar Berapa? Panduan Investasi Emas yang Tepat
Dengan dana darurat yang memadai, Anda tidak perlu mengorbankan investasi saat menghadapi keadaan darurat.
Idealnya, dana darurat sebesar tiga hingga enam kali pengeluaran rutin bulanan.
Misalnya, jika pengeluaran bulanan Anda Rp 5 juta, maka dana darurat yang perlu disiapkan berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 30 juta.
Dana ini cukup untuk menanggung kebutuhan selama beberapa bulan jika penghasilan berkurang atau berhenti sementara.
Baca juga: Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Selain dana darurat, memiliki asuransi jiwa dan kesehatan juga penting. Asuransi berfungsi melindungi dari risiko biaya besar akibat sakit atau kecelakaan.
Meski banyak orang muda merasa belum perlu, risiko tersebut bisa datang kapan saja. Dengan perlindungan ini, perjalanan investasi Anda pun lebih terlindungi secara finansial.
Investasi adalah penempatan dana pada instrumen tertentu dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Namun, investasi juga memiliki risiko, yaitu kemungkinan nilai investasi menurun atau bahkan hilang.
Oleh karena itu, penting mempelajari risiko yang terkait dengan jenis investasi yang dipilih.
Misalnya, jika membeli saham sebuah perusahaan, nilainya bisa naik jika perusahaan tersebut berkembang pesat, dan Anda bisa mendapatkan keuntungan saat menjualnya.
Baca juga: Pluang Uji Coba Investasi Saham AS di Filipina, Ini Tujuannya
Tapi, jika perusahaan mengalami kerugian atau pasar saham sedang turun, nilai saham yang dimiliki juga bisa turun, bahkan sampai mengalami kerugian.
Contoh lain, menempatkan uang di deposito bank relatif aman karena bunganya sudah tetap dan pokok uang biasanya dijamin.
Namun, keuntungan yang diperoleh lebih kecil dan bisa jadi tidak sebanding dengan inflasi sehingga daya beli uang bisa berkurang dari waktu ke waktu.