KOMPAS.com – Perusahaan energi nasional Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas), akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10 persen dari total pegawainya. Langkah ini merupakan bagian dari proses restrukturisasi besar yang disebut sebagai transformasi strategis perusahaan.
Presiden dan CEO Grup Petronas, Tengku Muhammad Taufik, mengatakan bahwa tinjauan menyeluruh atas operasi perusahaan saat ini dilakukan untuk memastikan Petronas tetap kompetitif dalam menghadapi tantangan global dan domestik.
“Kami sedang meninjau seluruh operasi, termasuk aset, proses, pengeluaran, dan tenaga kerja, demi menyelaraskan organisasi dengan strategi jangka panjang,” kata Tengku Taufik dalam keterangan resmi, Sabtu (7/6/2025), dikutip dari Antara.
Baca juga: Petronas Kurangi 5.000 Karyawannya, PM Malaysia Angkat Bicara
Ia menjelaskan bahwa langkah PHK Petronas ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan masa depan dan target keberlanjutan jangka panjang.
“Kami menyadari bahwa proses ini dapat berdampak sulit bagi sebagian pihak, namun perlu dilakukan. Estimasi pengurangan adalah sekitar 10 persen dari total tenaga kerja kami,” lanjutnya.
Petronas tercatat memiliki sekitar 50.000 karyawan. Artinya, PHK Petronas kali ini berpotensi memengaruhi sekitar 5.000 pekerja. Pemberitahuan kepada pegawai yang terdampak akan dilakukan secara bertahap hingga akhir 2025.
Perusahaan juga menyatakan akan menerapkan pembekuan umum perekrutan tenaga kerja hingga Desember 2026, kecuali untuk posisi penting tertentu yang akan ditinjau secara kasus per kasus.
Baca juga: Petronas Fokus Kembangkan Proyek Migas di Jatim, Target Produksi 2027
Menanggapi rencana PHK Petronas, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut bahwa sebagian besar karyawan yang terdampak merupakan pegawai kontrak.
“Kebanyakan melibatkan (posisi) kontrak,” ujar Anwar, dikutip dari Kantor Berita Malaysia, Bernama.
Anwar, yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi dan transformasi internal perusahaan migas tersebut.
Baca juga: Pipa Gas Petronas di Pinggiran Kuala Lumpur Terbakar, Api Merambat ke Rumah Warga
Di tengah kabar PHK Petronas, muncul spekulasi bahwa perusahaan milik negara ini akan keluar dari bisnis gas alam cair (LNG) di Kanada. Namun, hal tersebut dibantah oleh CEO Petronas.
“Kanada adalah bagian penting dari ambisi kami untuk mempertahankan posisi di sektor LNG,” kata Tengku Taufik dikutip dari Reuters, Kamis (5/6/2025).
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa Petronas tengah mempertimbangkan penjualan anak perusahaannya di Kanada, yaitu Progress Energy Resources Corp.
Namun, manajemen Petronas menegaskan bahwa Kanada tetap menjadi wilayah strategis dalam portofolio global perusahaan.
Langkah transformasi ini, termasuk PHK Petronas, disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan dan relevansi perusahaan di tengah transisi energi yang semakin dinamis dan penuh tantangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.