JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Victoria Syariah (BVIS) memastikan proses penggabungan dengan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berjalan sesuai dengan rencana.
Aksi korporasi ini sejalan dengan amanah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator yang mewajibkan spin-off digelar selambatnya pada 26 Februari 2026.
Dengan langkah tersebut, BVIS dan UUS BTN akan bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Baca juga: Diakuisisi BTN, Bank Victoria Syariah Bakal Gelar RUPSLB
Adapun, proses merger BVIS dan UUS BTN menjadi bank umum syariah merupakan kelanjutan setelah saham anak usaha Bank Victoria tersebut diambil alih oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Bank yang memimpin pangsa pasar pembiayaan perumahan di Indonesia ini telah resmi menandatangani Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham BVIS.
Melalui kepemilikan penuh saham BVIS, BTN berharap dapat mendukung pencapaian misi untuk menjadikan BTN Syariah sebagai bank syariah nomor dua terbesar di Indonesia.
Direktur Utama Bank Victoria Syariah Dery Jauhari mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai tindak lanjut untuk mendukung inisiatif strategi BTN mendorong UUS BTN menjadi BUS dengan BVIS sebagai cangkangnya.
“Proses spin-off BTN Syariah direncanakan dapat berlangsung sekitar Oktober hingga November tahun ini. Setelah spin-off, diharapkan BTN Syariah yang digabungkan dengan BVIS akan menjadi lebih besar. Dengan nama baru, visi dan misi baru serta rencana bisnis bank yang baru, maka BVIS sebagai entitas Bank Umum Syariah dengan nama baru akan berubah sebagai bank syariah besar di Indonesia. Tentunya dengan bisnis yang lebih efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” ujar Dery dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/8/2025).
Baca juga: BTN Ambil Alih Bank Victoria Syariah, Target Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua