JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan sumur rakyat di Sumatera Selatan (Sumsel) berpotensi menjadi yang pertama meneken kontrak penjualan minyak dengan PT Pertamina (Persero).
Kementerian ESDM telah mengidentifikasi sekitar 33.000 sumur rakyat di berbagai wilayah Indonesia yang akan dilegalkan pemerintah dan dikerjasamakan dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) atau perusahaan migas.
Pada tahap awal, sumur rakyat di Sumsel yang siap untuk segera dikerjasamakan dengan Pertamina.
"Mungkin Sumatera Selatan (yang bisa cepat berkontrak dengan Pertamina)," ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Gandeng PGN Pasarkan CNG, Produk Alternatif LPG
Dia menjelaskan, dalam mendorong program sumur rakyat dicatat sebagai bagian dari lifting minyak nasional, pemerintah tidak akan menunggu 33.000 sumur tersebut siap secara serentak dikerjasamakan dengan KKKS.
Namun, pemberdayaan sumur rakyat akan dilakukan secara bertahap, tergantung kesiapan masing-masing pengelola sumur.
"Jadi untuk mana yang bisa jalan lebih dulu, ini kita enggak tunggu 33.000. Kesiapan dari pemda, BUMD, koperasi atau badan usaha kecil menengah yang ada di daerah masing-masing yang sudah disampaikan oleh gubernur, itu segera kita proses perizinan," ucap Yuliot.
Kebijakan legalitas sumur rakyat diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja Untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.
Pada beleid ini disebutkan bahwa sumur rakyat yang dilegalkan tersebut akan dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD), UMKM, serta koperasi.
Baca juga: Bahlil: 30.000 Sumur Rakyat Siap Dikelola UMKM hingga Koperasi
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, sumur-sumur rakyat potensial banyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Aceh dan Jawa Tengah. Menurut Bahlil, puluhan ribu sumur tersebut siap untuk dikerjasamakan dan digarap tahun ini.
Menurutnya, Pertamina siap menjadi off-taker untuk menyerap minyak yang diproduksi dari sumur rakyat dengan harga berkisar 70-80 persen dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP).
"Sudah, sudah bisa (Pertamina menyerap produksi sumur rakyat)," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/7/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang