Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Tarif Resiprokal AS Meluas, BI Perkirakan Ekonomi Dunia Tumbuh Lebih Rendah

Kompas.com - 20/08/2025, 19:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih rendah pada tahun ini, seiring dengan meluasnya penerapan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 akan di bawah perkiraan semula, yakni 3 persen.

Bahkan, pelemahan ekonomi ini berpotensi berlanjut hingga tahun depan.

Baca juga: BI Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin, Kini Jadi 5 Persen di Agustus

"Pertumbuhan ekonomi dunia oleh BI diperkirakan akan berpotensi lebih rendah dari perkiraan. Kita perkirakan sebelumnya 3 persen pada 2025," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (20/8/2025).

Penurunan ini dikarenakan penerapan tarif resiprokal AS yang telah meluas dari semula hanya diterapkan oleh AS ke 44 negara, kini menjadi sebanyak 70 negara.

Sebagian negara, seperti Indonesia dan sejumlah negara ASEAN, mendapatkan tarif lebih rendah dari pengumuman pertama pada 2 April lalu, sementara sebagian negara, seperti India dan Swiss, mendapatkan tarif yang lebih tinggi.

Dalam perkembangannya, tarif resiprokal juga tidak dapat diprediksi sehingga menyebabkan ketidakpastian global yang cukup tinggi.

Selain itu, pengenaan tarif resiprokal juga akan berdampak pada kinerja ekspor dan volume perdagangan antarnegara.

"Memang dampaknya ke masing-masing negara berbeda-beda. India kemungkinan akan lebih rendah. Untuk Tiongkok, Eropa, dan Jepang, dampak pertumbuhan ekonominya kemungkinan juga lebih rendah dari perkiraan," ungkapnya.

Perry melanjutkan, penerapan tarif resiprokal juga akan mempengaruhi penurunan inflasi global, termasuk inflasi AS.

Penurunan inflasi AS kemudian akan merembet ke penurunan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate/FFR) sebanyak dua kali dengan besaran masing-masing 25 basis poin di Semester I 2025.

"Dalam jangka pendek, karena ketidakpastian, kebijakan regulasi itu masih dinamis, masih akan terus bergerak. Inilah yang membawa suatu ketidakpastian pasar keuangan global jangka pendek yang perlu kita waspadai dan perlu kita respons," tuturnya.

Kendati demikian, BI tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester II 2025 akan membaik, dan secara keseluruhan, tahun 2025 diprakirakan berada dalam kisaran 4,6-5,4 persen.

Di samping membaiknya permintaan domestik, perbaikan ini juga didukung oleh tetap positifnya kinerja ekspor sejalan dengan hasil perundingan tarif resiprokal dengan pemerintah AS.

Baca juga: Menteri Maman: UMKM Kerap Diremehkan, tapi Jadi Nyawa Ekonomi RI

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau