NEW YORK, KOMPAS.com - Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan yang berakhir Rabu (20/8/2025) sore waktu setempat (Kamis pagi WIB).
Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite merosot pada hari Rabu, tertekan oleh penurunan yang luas di sektor teknologi.
Investor juga mempertimbangkan hasil pendapatan ritel yang beragam dan rilis risalah rapat terbaru Federal Reserve (The Fed).
Baca juga: Penjelasan BCA soal Isu Pengambilalihan 51 Persen Saham BBCA oleh Pemerintah
Indeks S&P 500 atau indeks pasar umum melemah 0,24 persen dan ditutup pada level 6.395,78.
Lalu, indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi melemah 0,67 persen dan ditutup pada level 21.172,86.
Hari Rabu menandai hari keempat kerugian bagi S&P 500 dan sesi negatif kedua bagi Nasdaq.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average menjadi outlier, menambahkan 16,04 poin atau 0,04 persen dan ditutup pada level 44.938,31.
Para investor terus mengambil untung dari sejumlah nama besar di bidang teknologi dan semikonduktor, yang memicu kekhawatiran mengenai valuasi tinggi mereka dan kekuatan perdagangan kecerdasan buatan dalam jangka panjang.
Pada perdagangan Rabu lalu, saham Nvidia mengakhiri sesi sedikit lebih rendah, sementara Advanced Micro Devices dan Broadcom kehilangan sekitar 1 persen.
Kemudian, saham Palantir menurun sekitar 1 persen, dan Intel turun sekitar 7 persen.
Tak hanya itu, perusahaan teknologi berkapitalisasi besar seperti Apple, Amazon, Alphabet, dan Platform Meta juga menurun.
Di sisi pendapatan, saham Target anjlok 6 persen setelah pengecer itu melaporkan penurunan penjualan lagi dan mengumumkan CEO baru yang akan menduduki jabatan tersebut pada 1 Februari.
Sementara itu, saham Lowe’s sedikit lebih tinggi setelah laba pengecer perbaikan rumah tersebut melampaui ekspektasi.
Seiring dengan itu, risalah rapat Federal Reserve bulan Juli yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa para bankir sentral menyatakan kekhawatiran tentang kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi, meskipun sebagian besar sepakat bahwa masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga.
Pada saat itu, para pembuat kebijakan kembali mempertahankan suku bunga, tetapi Gubernur Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman menyatakan ketidaksetujuan, menandai pertama kalinya dua pejabat Fed yang memiliki hak suara melakukannya sejak 1993.
Catatan notulen rapat menunjukkan para peserta umumnya menyoroti risiko yang dihadapi kedua belah pihak dalam mandat ganda komite, dengan menekankan risiko positif terhadap inflasi dan risiko negatif terhadap ketenagakerjaan.
Meskipun mayoritas peserta menilai risiko positif terhadap inflasi sebagai risiko yang lebih besar, beberapa peserta melihat risiko negatif terhadap ketenagakerjaan sebagai risiko yang lebih menonjol.
Risalah rapat ini dirilis menjelang pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, pada hari Jumat, yang akan dipantau oleh investor untuk mendapatkan wawasan mengenai arah suku bunga.
Kontrak berjangka dana Fed memperkirakan kemungkinan lebih dari 80 persen bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya di September.
Baca juga: Saham BRI Ditutup Menguat, Bagaimana Prospek BBRI Usai BI Rate Kembali Dipangkas?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini