WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya tidak akan menyetujui proyek listrik tenaga surya maupun tenaga angin, meskipun permintaan listrik di beberapa wilayah AS kini melampaui pasokan.
“Kami tidak akan menyetujui tenaga angin atau tenaga surya yang merusak lahan pertanian,” tulis Trump di platform Truth Social, Rabu (20/8/2025) waktu setempat.
Ia sebelumnya juga kerap mengeluh bahwa pembangkit tenaga surya memakan terlalu banyak lahan. “Hari-hari kebodohan sudah berakhir di Amerika Serikat!!!” tegas dia.
Baca juga: PLN Ubah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Jadi Tenaga Surya
Pernyataan Trump itu muncul setelah pemerintah bulan lalu memperketat aturan perizinan federal untuk energi terbarukan. Kini, proses perizinan dipusatkan di kantor Menteri Dalam Negeri Doug Burgum.
Perusahaan energi terbarukan khawatir proyek-proyek mereka tidak lagi mendapat izin yang sebelumnya dianggap prosedur bisnis normal.
Komentar Trump tersebut kemungkinan akan semakin memperbesar kekhawatiran tersebut.
Trump menyalahkan energi terbarukan atas kenaikan harga listrik di AS. Harga listrik naik di jaringan terbesar negara itu, PJM Interconnection, karena permintaan yang melonjak dari pusat data dan industri lain berhadapan dengan pasokan listrik yang ketat akibat semakin banyaknya pembangkit batu bara yang pensiun.
Dalam lelang kapasitas listrik baru bulan lalu, PJM mencatat kenaikan harga sebesar 22 persen dibanding tahun sebelumnya.
Namun, menurut data Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley, justru tenaga surya dan penyimpanan baterai adalah sumber daya yang paling cepat dapat menjembatani kesenjangan pasokan-permintaan, karena menjadi mayoritas proyek yang sedang antre untuk terkoneksi ke jaringan listrik.
Sejak menjabat, Trump terus menerus menyampaikan penolakannya terhadap energi terbarukan. Rancangan Undang-Undang One Big Beautiful Bill Act yang ia gagas menghentikan insentif pajak investasi dan produksi untuk tenaga angin dan surya pada akhir 2027. Padahal, insentif tersebut berperan penting dalam memperluas energi terbarukan di AS.
Selain itu, tarif baja dan tembaga yang diterapkan pemerintahan Trump juga meningkatkan biaya proyek tenaga angin dan surya, menurut perusahaan energi terbarukan.
Departemen Pertanian AS pada Selasa (19/8/2025) juga mengakhiri dukungannya terhadap penggunaan lahan pertanian untuk proyek tenaga surya.
Baca juga: Pemerintah Target Tambah Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Angin 5 GW
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini