KOMPAS.com - Paramount Skydance Corp, perusahaan hasil merger raksasa antara Paramount Global dan Skydance Media, dilaporkan akan memangkas hingga 3.000 karyawan pada awal November 2025.
Menurut laporan Variety yang dikutip dari Reuters, pemangkasan karyawan diperkirakan menyasar berbagai divisi, mulai dari film layar lebar, layanan streaming, hingga televisi linear.
Jumlah pasti karyawan yang terkena dampak bisa bervariasi, namun diperkirakan berada di kisaran 2.500–3.000 orang.
Baca juga: Ini 15 Pekerjaan Rawan Kena PHK sampai 2030
Salah satu sumber menyebut, fokus utama Skydance bukan hanya jumlah pegawai yang dipangkas, melainkan besarnya penghematan yang ingin dicapai.
Tim yang dipimpin David Ellison bersama konsultan Bain & Company menargetkan efisiensi biaya lebih dari 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 32 triliun).
“Pemangkasan ini akan terasa berat, tapi kami tidak ingin menjadi perusahaan yang setiap kuartal melakukan PHK,” ujar Presiden Paramount Jeff Shell dalam konferensi pers pasca-merger, dikutip dari Deadline.
“Jadi, penting bagi kami untuk menyelesaikan apa yang sedang kami lakukan dalam satu hal besar dan kemudian menyelesaikannya,” lanjut dia.
Para manajer perusahaan dijadwalkan menyerahkan daftar pegawai yang akan diberhentikan kepada departemen sumber daya manusia (HR) antara September dan Oktober 2025.
Baca juga: Serikat Buruh: 700 Pekerja PHK akibat Pembatasan HGBT
Hingga akhir 2024, Paramount tercatat memiliki sekitar 18.600 pegawai tetap dan paruh waktu, ditambah 3.500 staf berbasis proyek.
Adapun Skydance jauh lebih ramping dengan jumlah karyawan kurang dari 2.000 orang.
Paramount Skydance belum memberikan komentar resmi terkait rencana PHK besar ini.
Meski dibayangi isu pemangkasan karyawan, Paramount Skydance langsung meluncurkan strategi bisnis agresif.
Pada 18 Agustus 2025, perusahaan mengumumkan kesepakatan 7,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 126 triliun) dengan TKO Group untuk hak siar eksklusif Ultimate Fighting Championship (UFC) di Amerika Serikat selama tujuh tahun, mulai 2026.
Baca juga: TikTok PHK 150 Karyawan, Perannya Diganti AI
Selain itu, Paramount juga meneken kontrak eksklusif multi-tahun dengan kreator serial populer Stranger Things, Duffer Brothers, untuk produksi film layar lebar dan konten streaming.
Bahkan, sebelum akuisisi dengan Skydance rampung, Paramount sempat mengamankan perjanjian lisensi 1,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 24 triliun) selama lima tahun dengan kreator South Park, Trey Parker dan Matt Stone.
Kesepakatan-kesepakatan besar ini disebut sebagai langkah awal Paramount Skydance untuk memperkuat posisinya di industri hiburan global, meski harus diiringi dengan efisiensi besar-besaran di sisi internal.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini