Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Beras Mahal Tapi Apek, Enggak Enak, Rasanya Seperti Tertipu...”

Kompas.com - 25/08/2025, 21:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah ibu rumah tangga mengaku kecewa dengan kualitas beras premium yang dijual di pasaran. Meski berlabel merk terkenal dan dijual dengan harga tinggi, nasinya cepat basi dan berbau apek.

“Pernah nasinya cepat basi. Bau apek. Enggak enak. Ini sebenarnya sudah lama sebelum kasus beras oplosan terbongkar,” ujar Tika, salah satu konsumen.

Ia menduga beras yang dibelinya saat itu termasuk oplosan, meski harganya lumayan mahal.

Tika menambahkan, pengalaman itu membuatnya lebih berhati-hati.

“Padahal harganya lumayan dan bermerk. Aku sempat heran, lah kan itu beras bagus. Kok begitu,” katanya.

Baca juga: Harga Beras Mahal, Warga: Kami Ini Cari Murah...

Kekecewaan konsumen mendorong mereka meminta pemerintah memperketat pengawasan perdagangan beras premium.

“Kasus beras premium ternyata bodong sudah cukup membuat kecewa. Karena merasa sudah milih produk yang bagus, tahunya kecele,” ungkap Tika. Ia berharap harga beras premium lebih terjangkau, tapi kualitasnya juga terjamin.

Senada, Wulan menekankan pentingnya sanksi tegas bagi pelaku beras oplosan.

“Kalau sebagai konsumen sih ya inginnya stok ada, kualitas sesuai harga, sehingga ada pengawasan ketat terkait kualitas beras yang beredar di pasaran. Jangan ada oplosan dan pemalsuan beras,” ujarnya.

Wulan juga mendorong pemerintah memperkuat produksi dalam negeri.

“Kalau bisa jangan impor beras terus, tapi dongkrak produksi dan produktivitas dalam negeri. Penerapan teknologi modern pertanian padi harus benar-benar diterapkan supaya produksi tetap besar di luasan lahan yang makin sempit,” jelasnya.

Baca juga: Duduk Perkara Mentan Dihujat usai Bandingkan Mahalnya Harga Beras Jepang dengan RI

Mentan Sebut Harga Beras Mulai Turun

Sebelumnya, menurut data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium dan premium kini berangsur turun di 15 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.

“Dua hari lalu (22/8/2025) harga beras turun di 13 provinsi, dan kini meluas ke 15 provinsi. Saya optimistis harga akan semakin stabil dalam beberapa minggu ke depan, seiring penguatan distribusi beras SPHP,” ucap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, di Jakarta, Minggu (25/8/2025), seperti dilansir Antara.

Harga beras ditekan lewat operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digencarkan Perum Bulog bersama TNI, Polri, dan instansi terkait.

Baca juga: BPS Ungkap Harga Beras Medium-Premium di 200 Daerah Melambung, Ada yang Rp 60.000 Per Kg

Mentan Amran juga menyampaikan rasa syukur karena Indonesia tidak mengimpor beras tahun ini. Kondisi itu terjadi ketika banyak negara maju justru kesulitan akibat lonjakan harga beras.

“Alhamdulillah, kita patut bersyukur stok beras dalam negeri sangat cukup, sehingga tahun ini kita tidak impor beras. Hingga Agustus ini stok beras aman dan produksi on the track terus meningkat," kata Amran

Memperkuat pernyataan Mentan Amran, data dari Food and Agriculture Organization (FAO), United States Department of Agriculture (USDA), dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan proyeksi produksi beras nasional terus naik. Dari 30,62 juta ton pada 2024, angka itu diperkirakan mencapai 33,8–35,6 juta ton pada 2025.

Kemudian, cadangan beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog juga mencatat rekor tertinggi 57 tahun terakhir, yakni 4,2 juta ton. Tahun lalu stok hanya sekitar 1 juta ton.

Baca juga: Cerita Ibu-ibu Cari Beras: Kehabisan Stok Beras di Ritel, ke Warung tapi Harga Mahal dan Kualitas Mengecewakan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau