JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi melantik Laode Sulaeman menjadi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) pada Jumat (29/8/2025).
Penunjukan ini mengakhiri kekosongan posisi Dirjen Migas sejak Bahlil mencopot Achmad Muchtasyar pada 10 Februari 2025, yang akhirnya Tri Winarno ditunjuk sebagai Plh Dirjen Migas.
"Hari ini saya melantik Dirjen Migas yang dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir kosong, yaitu Bapak Laode Sulaeman. Beliau ini masuk pegawai di ESDM, pegawai karier di Ditjen Migas," ujar Bahlil usai pelantikan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Baca juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Lanjut di 2026, Bahlil: Harus Tepat Sasaran!
Sebelum menempati posisi Dirjen Migas, Laode merupakan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Ditjen Migas.
Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.
Dari sisi pendidikan, Laode merupakan lulusan S2 Magister Teknik Kimia di Universitas Indonesia (UI) pada 2002.
Bahlil mengatakan, sebagai Dirjen Migas yang baru, dirinya meminta Laode untuk menjalankan tugas mengacu pada Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada energi atau menjaga ketahanan energi.
Dalam hal ini, Laode didorong untuk melakukan kerja sama dengan SKK Migas, perusahaan migas, atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Selain itu, ia juga diminta untuk mendorong penyederhanaan regulasi sektor migas guna meningkatkan investasi di sektor ini.
"Juga saya minta untuk melakukan reformasi berbagai regulasi yang menghambat proses percepatan terhadap pelelangan wilayah-wilayah kerja, masih ada 60 wilayah kerja yang harus kita lelang," kata Bahlil.
Lebih lanjut, Laode diminta pula untuk memastikan kebutuhan gas dalam negeri bisa tercukupi, sebab mengingat beberapa waktu belakangan sempat terjadi penurunan pasokan gas ke industri.
"Kemudian juga adalah bagaimana bisa mempersiapkan, mengalokasikan gas untuk domestik maupun pasar kita di luar negeri agar semuanya bisa berjalan," pungkas dia.
Baca juga: Aturan Baru Bahlil: Harga Patokan Batu Bara Dicabut, Perusahaan Tambang Lebih Fleksibel
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini