JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masih akan menunggu terkait dengan rencana pemerintah menarik dana excess reserve (cadangan berlebih) sebesar Rp 200 triliun untuk ditempatkan pada perbankan nasional.
Corporate Secretary BRI Dhanny mengatakan, BRI akan menunggu lebih lanjut rencana pemerintah tersebut.
Ia menuturkan, BRI berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
"Baik melalui penyaluran kredit secara prudent di sektor-sektor produktif serta melalui berbagai dukungan terhadap program pemberdayaan lainnya," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Baca juga: Rp 200 Triliun Kas Negara ke Bank, Mandiri: Perputaran Uang Lebih Optimal
Sebagai informasi, hingga akhir Juni 2025, penyaluran kredit BRI mampu tumbuh 6,0 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 1.416,6 triliun.
"Dari total kredit yang disalurkan tersebut, segmen UMKM mengambil porsi 80,32 persen," imbuh dia.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menarik sebagian kas negara di rekening Bank Indonesia (BI) ke perbankan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, saat ini kas negara yang ada di rekening BI mencapai sekitar Rp 425 triliun-Rp 430 triliun.
Namun, jika uang tunai tersebut hanya diendapkan di bank sentral, maka tidak dapat menggerakkan perekonomian.
Oleh karenanya, pada masa awal jabatannya ini, Purbaya akan menyalurkan sekitar Rp 200 triliun kas negara yang ada di BI itu ke sistem perbankan nasional.
"Saya sudah lapor ke Presiden, 'Pak, saya akan taruh uang ke sistem perekonomian'. Berapa? Saya sekarang punya Rp 425 triliun di BI cash, besok saya taruh Rp 200 triliun," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Baca juga: BNI Dukung Kebijakan Pemerintah Tarik Dana Rp 200 Triliun untuk Perkuat Likuiditas Perbankan
Setelah rapat kerja, Purbaya menjelaskan lebih lanjut, dana ini akan disalurkan ke perbankan melalui rekening pemerintah di bank.
Dengan demikian, perbankan mau tidak mau harus menyalurkan dana tersebut melalui penyaluran kredit agar mereka tidak merugi untuk membayar bunganya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang