JAKARTA, KOMPAS.com - Ekspor Indonesia dipastikan makin mulus, setelah pemerintah membentuk tim khusus untuk pengawal perjanjian dagang dengan sejumlah negara.
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, menyebut setiap perjanjian dagang yang sudah disepakati Indonesia dan negara mitra tidak akan berhenti hanya pada penandatanganan saja.
Pemerintah kini tengah membentuk sekretariat atau tim khusus bersama negara mitra, termasuk Kanada dan Uni Eropa (EU), untuk memastikan implementasi perjanjian dagang berjalan efektif dan memberi kepastian bagi pelaku usaha.
Baca juga: Kanada Lirik Danantara dan Lembaga Keuangan RI, CEPA Jadi Jalan Masuk Investasi Baru
Ilustrasi ekspor. Ekspor China ke Amerika Serikat (AS) turun tajam sebesar 33 persen pada Agustus 2025, di tengah melambatnya pertumbuhan perdagangan luar negeri Negeri Tirai Bambu.Adapun, Indonesia telah menyepakati penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Kanada dan Uni Eropa.
“Di setiap penyelesaian perundingan kita harus punya sekretariat, punya tim,” ujar Budi saat konferensi pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, tim khusus akan menjadi penghubung resmi dalam setiap kerja sama.
Ia mencontohkan kesepakatan terbaru dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, dimana kedua negara sama-sama akan membentuk tim pendamping.
Baca juga: Ada ICA-CEPA, Ekspor Indonesia ke Kanada Diproyeksi Tembus Rp 197 Triliun Pada 2030
“Kemarin kami juga sudah sepakat dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, masing-masing harus ada tim,” paparnya.
Keberadaan tim dianggap penting karena ketika Kanada ingin menanyakan mengenai perkembangan implementasi di Indonesia, mereka tidak perlu bingung harus berkoordinasi dengan siapa.
Tim akan menjadi pintu masuk resmi, meski pada praktik teknis pelaksanaannya mungkin berada di kementerian atau lembaga lain.