Harga Bitcoin (BTC) Tembus Rp 2 Miliar, Perkuat Posisi Sebagai Aset Lindung Nilai

JAKARTA, KOMPAS.com — Bitcoin (BTC) kembali menorehkan sejarah dengan menembus harga tertinggi sepanjang masa (All-Time High atau ATH) di level 126.000 dollar AS atau sedikit di bawah Rp 2,1 miliar per koin.

Rekor baru harga bitcoin ini menandai tonggak penting bagi pasar aset digital dan menegaskan kembali posisi bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Lonjakan harga bitcoin memperpanjang tren positif yang dalam satu tahun terakhir telah meningkat hampir dua kali lipat.

Baca juga: Bitcoin (BTC) Cetak Rekor 125.000 Dollar AS, Reli Panjang Masih di Depan?

UNSPLASH/KANCHANARA Mata uang kripto paling mahal di dunia.

Berdasarkan data pasar, harga BTC sempat menyentuh puncak di 126.080 dollar AS sebelum stabil di kisaran 124.700 dollar AS, menunjukkan ketahanan yang kuat meski volatilitas pasar meningkat.

Di sisi lain, Ethereum turut menguat ke level 4.600 dollar AS, sementara XRP juga mencatatkan kenaikan di 2,9 dollar AS.

Pergerakan ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap aset kripto utama terus meningkat setelah periode konsolidasi selama beberapa bulan terakhir.

Dollar AS melemah jadi penyebab harga bitcoin naik

Kenaikan harga bitcoin kali ini didorong oleh meningkatnya arus masuk dana institusional dan melemahnya dollar AS, yang mendorong investor mencari alternatif aset lindung nilai.

Baca juga: JP Morgan Prediksi Harga Bitcoin Tembus Rp 2,73 Miliar

ETF Bitcoin yang diterbitkan oleh sejumlah manajer investasi global seperti BlackRock dan Fidelity juga mencatat arus masuk miliaran dollar AS dalam sepekan terakhir, mempersempit suplai di pasar spot.

Penurunan cadangan bitcoin di bursa global ke titik terendah dalam enam tahun turut memperkuat tekanan kenaikan harga.

Kondisi ini menandakan banyak investor yang memilih menyimpan bitcoin di dompet pribadi untuk jangka panjang, memperlihatkan keyakinan bahwa harga masih berpotensi naik.