KOMPAS.com - Peran PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter kian meluas, bukan hanya sebagai sarana transportasi andalan masyarakat Jabodetabek, tetapi juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baru di wilayah aglomerasi.
Melalui peningkatan volume pengguna dan konektivitas antarmoda yang semakin kuat, layanan kereta listrik ini terbukti mempercepat mobilitas, membuka akses usaha, dan menumbuhkan kantong-kantong ekonomi baru di sekitar jalur rel.
Sepanjang 2025, KAI Commuter mencatat pertumbuhan signifikan jumlah pengguna di wilayah penyangga Jabodetabek. Stasiun Cikarang misalnya, mencatat 5,52 juta pengguna Commuter Line hingga September 2025, naik 8,7 persen dibanding periode yang sama pada 2024.
Stasiun Tambun juga mengalami kenaikan hingga 11,1 persen dengan total 3,54 juta pengguna. Sementara itu, Stasiun Tigaraksa naik 7,3 persen menjadi 2,91 juta pengguna, dan Stasiun Rangkasbitung tumbuh 6,3 persen dengan total 3,50 juta pengguna.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Karina Amanda menyampaikan bahwa meningkatnya jumlah pengguna di wilayah penyangga mencerminkan semakin kuatnya integrasi kawasan Jabodetabek.
Baca juga: Setahun Prabowo–Gibran: Potret Makan Bergizi Gratis di Sekolah Jabodetabek
“Commuter Line kini bukan sekadar transportasi harian, tetapi telah menjadi bagian penting dalam pergerakan ekonomi masyarakat di kawasan aglomerasi,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/10/2025).
Karina menambahkan, harga tiket yang terjangkau membantu menekan biaya mobilitas masyarakat, sekaligus mendorong efisiensi ekonomi perkotaan.
Pertumbuhan ini juga diikuti dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di sekitar jalur rel. Wilayah seperti Cikarang, Tambun, dan Rangkasbitung kini berkembang pesat di sektor ritel, hunian, dan usaha kecil.
Pemerintah turut mendukung dengan pembangunan fasilitas pendukung seperti Underpass Stasiun Tambun dan Stasiun Cibitung, yang meningkatkan akses dan kenyamanan pengguna transportasi publik.
Sementara itu, Stasiun Pondok Rajeg yang beroperasi kembali sejak Oktober 2024 kini menunjukkan peran pentingnya bagi masyarakat Depok dan sekitarnya. Dalam setahun, jumlah perjalanan Commuter Line di stasiun ini meningkat dari 24 menjadi 32 perjalanan per hari, dengan volume pengguna naik 50 persen menjadi 42.000 orang per bulan.
Baca juga: Lonjakan Investasi Jadi Andalan untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Aktivitas ekonomi di sekitar stasiun pun meningkat, ditandai dengan tumbuhnya usaha kecil dan pembangunan perumahan baru.
Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan mengatakan, transportasi berbasis rel terbukti menjadi motor pertumbuhan ekonomi wilayah.
"(Kehadiran Commuter Line) menciptakan pusat kegiatan baru, memperluas kesempatan kerja, sekaligus mengubah gaya hidup masyarakat menuju mobilitas yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan,” ucapnya.
KAI Commuter berkomitmen untuk terus memperkuat perannya melalui peningkatan layanan, digitalisasi sistem tiket, dan pengembangan integrasi antarmoda.
“Kami berharap Commuter Line terus menjadi pilihan utama masyarakat dan memberikan andil signifikan sebagai penggerak perekonomian masyarakat,” tutup Leza.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang