Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Selama Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran?

Kompas.com - 22/10/2025, 05:22 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Genap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, perekonomian nasional menunjukkan stabilitas, meski belum memperlihatkan akselerasi pertumbuhan yang signifikan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, sepanjang tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak di level yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni di kisaran 5 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada awal pemerintahan Prabowo-Gibran yaitu pada Kuartal IV 2024 sebesar 5,03 persen secara tahunan.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil di level 5 persen ini berlanjut di Kuartal I dan II 2025 yang masing-masing sebesar 4,87 persen dan 5,12 persen.

"Pertumbuhan ekonomi sempat sedikit naik di paruh pertama 2025, tapi belum ada lonjakan besar yang menandakan perubahan struktural di ekonomi kita. Jadi bisa dibilang, ekonomi masih berjalan stabil, tapi belum akseleratif," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Menkeu Purbaya Pamer Jaket Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Dari Orang Istana

Menurut Yusuf, kebijakan stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintah memang berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama di sektor-sektor padat karya dan usaha kecil. Namun, efeknya belum merata ke semua lini pertumbuhan.

Pasalnya, sebagian besar stimulus bersifat jangka pendek dan belum cukup mendorong investasi produktif atau peningkatan kapasitas industri.

"Jadi efeknya lebih terasa di konsumsi, bukan di perluasan kapasitas ekonomi," kata Yusuf.

Baca juga: Lonjakan Investasi Jadi Andalan untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Senada dengan Yusuf, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai, capaian pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo-Gibran sejauh ini mendekati target pada APBN 2025 sebesar 5,2 persen.

Namun demikian, dia menilai capaian tersebut belum cukup kuat untuk dikatakan sebagai hasil dari perubahan kebijakan ekonomi. Sebab menurutnya, pola pertumbuhan saat ini masih dipengaruhi tren yang sama seperti pemerintahan sebelumnya.

"Menurut saya memang belum tercapai, tapi sudah mendekati lah 5,2 persen. Ratenya saya kira 5,1 dibagi 5,2 lah gitu ya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Setahun Prabowo-Gibran, Apa Saja Deretan Insentif Pajak buat Rakyat?

Terkait kebijakan stimulus, Tauhid menyebut pemerintah telah meluncurkan setidaknya tiga hingga empat paket stimulus sejak awal tahun ini. Namun, efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak sebesar yang diharapkan.

"Karena ini terkoreksi dengan adanya inflasi kita yang makin tinggi kan 2,5 persen atau di atas 2,5 kan. Nah itu stimulus akhirnya tergerus oleh kenaikan inflasi tersebut," ungkapnya.

Selain itu, besaran stimulus yang dikeluarkan pemerintah sepanjang 2025 juga relatif kecil dibanding kebutuhan ekonomi nasional.

"Kalau stimulus itu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Kalau ini sudah mereka perhitungkan, itu akhirnya menjadi persisten di daya beli masyarakat. Sehingga pengaruhnya ada tapi tidak besar," tukasnya.

Baca juga: Purbaya: Kalau Pertumbuhan Ekonomi Lambat, Tetap Saja Orang Turun ke Jalan

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau