Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju ke 8.231, Awal Pekan Dibuka Hijau Didorong Sentimen Global

Kompas.com - 03/11/2025, 09:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,83 persen atau naik 67,85 poin ke level 8.231,73 pada perdagangan Senin (3/11/2025).

Sebanyak 310 saham terpantau menghijau, melampaui 144 saham yang melemah, sementara 207 saham stagnan.

Aktivitas perdagangan juga cukup bergairah dengan volume mencapai 748,39 juta lembar saham, senilai Rp 694,36 miliar dari 78.474 kali transaksi. Total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berada di kisaran Rp 15.006,94 triliun.

Baca juga: IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur

Sementara itu, di pasar valuta asing, rupiah dibuka melemah tipis 14 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp 16.645 per dollar AS.

IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini, seiring padatnya jadwal rilis data ekonomi domestik yang dinilai mempengaruhi arah pasar.

Data yang dinanti investor antara lain pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025, Indeks Purchasing Managers' Index (PMI) atau indeks kesehatan sektor manual , dan inflasi pada Oktober tahun ini.

Sedangkan bagi investor yang mempunyai time horizon yang panjang, musim rilis laporan keuangan menjadi waktu penting untuk mengevaluasi kinerja emitennya dan melihat apakah kinerja kuartal III sesuai dengan target atau masih jauh dari target.

Momen rilis laporan keuangan juga waktu bagi investor untuk kembali mencari emiten-emiten yang tumbuh atau turn around dari kinerja historisnya.

Di tengah ketidakpastian tersebut, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memperkirakan menyarankan investor tetap fokus pada saham-saham defensif serta emiten dengan fundamental kuat.

Baca juga: IHSG Turun 1,3 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 14.857 Triliun

Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi, menyebut meskipun sentimen global terlihat positif setelah pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump, serta keputusan Bank Sentral AS (The Fed) menghentikan kebijakan Quantitative Tightening, pelaku pasar tetap harus berhati-hati terhadap dinamika ekonomi dalam negeri.

"Meskipun pertemuan Presiden Xi Jinping dan Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan Quantitative Tightening Menjadi sentimen positif, trader perlu waspada terhadap padatnya rilis data ekonomi domestik pekan ini. Money management dan risk management menjadi kunci utama," ujar Imam Gunadi lewat keterangan pers, Senin (3/11/2025).

Fokus utama pasar, menurut Imam, tertuju pada tiga indikator penting. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diperkirakan melambat ke kisaran 4,8 persen, sedikit di bawah kuartal sebelumnya.

Sementara itu, indeks manufaktur diproyeksikan masih berada di zona ekspansif meski menurun ke 50,4 akibat kenaikan biaya produksi dan lemahnya permintaan ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi awal pekan ini. Konsensus memperkirakan inflasi tahunan akan melandai menjadi 2,59 persen (yoy) dari 2,65 persen (yoy) pada September, menandakan stabilitas harga yang relatif terjaga.

Dari sisi eksternal, sentimen pasar menguat setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan dagang dalam pertemuan bilateral di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober 2025. Kedua negara sepakat menurunkan tarif impor produk China dari 57 persen menjadi 47 persen, sementara China berkomitmen membeli kembali 12 juta ton kedelai dari AS hingga Januari 2026.

Kesepakatan itu juga mencakup penundaan pembatasan ekspor rare earth selama satu tahun dan penurunan tarif fentanyl AS dari 20 persen menjadi 10 persen. Langkah tersebut disambut positif pelaku pasar karena dinilai dapat menurunkan tensi ketegangan perdagangan global.

Optimisme tersebut turut memicu aliran dana asing masuk ke pasar domestik.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 2,2 triliun, meskipun IHSG sempat melemah di awal pekan akibat isu revisi perhitungan free float pada saham-saham berkapitalisasi besar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau