JAKARTA, KOMPAS.com- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bersiap menguji peluang penguatan pada awal pekan ini, Senin (3/11/2025), setelah menutup perdagangan Jumat (31/10/2025) dengan pelemahan 1,30 persen ke level 8.163,87, seiring tekanan dari sentimen global dan aksi ambil untung investor.
Namun sejumlah analis menilai peluang rebound masih terbuka, ditopang ekspektasi positif terhadap data inflasi dan aktivitas manufaktur Indonesia yang dirilis hari ini.
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, mengatakan dua data penting dari dalam negeri akan menjadi fokus investor, yakni PMI manufaktur Indonesia periode Oktober 2025 dan data inflasi bulanan dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati dua data utama yang dirilis pada Senin, yakni PMI Manufaktur Indonesia periode Oktober 2025 dan data inflasi bulanan dari BPS,” ujar Hendra dalam analisisnya.
Baca juga: IHSG Turun 1,3 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 14.857 Triliun
Berdasarkan data S&P Global, PMI manufaktur Indonesia terakhir tercatat di level 50,4 pada September, turun dari 51,5 di Agustus, namun tetap bertahan di zona ekspansi selama dua bulan berturut-turut. Angka di atas 50 menunjukkan sektor manufaktur masih tumbuh, meski dengan kecepatan yang lebih lambat.
Sementara itu, inflasi Oktober 2025 diperkirakan menunjukkan tren melandai. Konsensus pasar memperkirakan inflasi bulanan naik tipis 0,02 persen (month to month), dengan inflasi tahunan di kisaran 2,6 persen (year on year) dan inflasi inti stabil di 2,2 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan September yang mencatat inflasi 0,21 persen (mtm) dan 2,65 persen (yoy).
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan secara teknikal IHSG masih memiliki peluang rebound dalam waktu dekat. IHSG terkoreksi 0,25 persen ke 8.163 dan disertai tekanan jual, namun penutupannya masih mampu berada di atas MA20.
Menurut Herditya, dalam skenario terbaik (best case), IHSG sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii] sehingga masih berpeluang melanjutkan penguatan. Area penguatan terdekat berada di 8.268–8.354.
“IHSG terkoreksi 0,25 persen ke 8,163 dan disertai dengan munculnya tekanan jual, penutupannya masih mampu berada di atas MA20. Best case (hitam), IHSG sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii] sehingga IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya, adapun area penguatan terdekat berada di 8,268-8,354. Support: 8,144, 8,042. Resistance: 8,269, 8,365,” ungkap Herditya dalam analisisnya.
Baca juga: Simak, Tips Investasi Warren Buffett Saat Pasar Saham Bergejolak
Pandangan serupa disampaikan Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, yang memperkirakan IHSG pada Senin hari ini bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas.
“IHSG (3/11/2025) kami perkirakan bergerak mixed cenderung menguat terbatas dalam rentang level support 8.100 dan resistance 8.260 dengan MACD menunjukkan tren yang melemah, sejelan dengan RSI yang menurun,” katanya.