JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara usai memberikan suntikan dana Rp 200 triliun dari pemerintah ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Ia meminta bank Himbara untuk bergerak cepat menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.
Purbaya menyebut langkah ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menambahkan, penyerapan dana saldo anggaran lebih (SAL) oleh lima bank Himbara tergolong baik, meski PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk masih mencatat realisasi terendah, yakni sekitar 19 persen.
"Alhamdulillah saya sebar di lima bank Rp200 triliun itu di Mandiri, BRI, BNI, BTN, BSI rata-rata penyerapannya sudah lumayan deh kecuali BTN baru 19 persen, uangnya akan saya pindahin ke tempat lain nanti," ujar Purbaya dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI bersama Menteri Keuangan di kantor DPD RI Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca juga: Purbaya Wanti-wanti Himbara Tak Beri Kredit ke Konglomerat Pakai Dana Rp 200 T
Berdasarkan catatan Kompas.com, realisasi per 30 September 2025, PT Bank Mandiri telah menyalurkan 74 persen dari alokasi sebesar Rp55 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) 62 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) 50 persen, PT Bank Syariah Indonesia sebesar 55 persen dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) 19 persen.
Purbaya menjelaskan, pada awalnya pihak Bank BTN menyampaikan akan melakukan penyerapan dalam jumlah besar, namun realisasinya justru lebih rendah dari perkiraan. Kondisi tersebut, menurutnya, mencerminkan lemahnya permintaan di sektor perumahan sehingga sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian.
"Tapi katanya pertamanya, dia (BTN) bilang kami akan serap malah kurang, ternyata baru segini dia serap. Ini menggambarkan demand di sektor perumahan lemah sebetulnya, jadi saya pikir waduh gawat kita nih," lanjut Purbaya.
Ia menuturkan, pertumbuhan sektor perumahan memerlukan waktu karena pemulihan ekonomi harus terjadi terlebih dahulu sebelum permintaan meningkat. Menurutnya, masyarakat tidak dapat dipaksa membeli atau mengambil kredit rumah jika pendapatannya belum stabil.
Baca juga: BI Ungkap Dampak Moneter usai Purbaya Guyur Bank Rp 200 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebagai bank utama penyalur KPR subsidi melaporkan jumlah penyaluran melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang telah mencapai lebih dari 140.000 unit.
Dengan laju penyaluran yang konstan, BTN optimistis dapat mencapai target kuota, yakni 220.000 unit hingga akhir tahun seperti yang telah ditetapkan pemerintah.
BTN telah menyalurkan KPR Subsidi FLPP sebanyak 142.749 unit KPR Subsidi hingga 30 September 2025, atau setara 64,89 persen terhadap target penyerapan kuota FLPP BTN, yaitu 220.000 unit tahun ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang