Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?

Kompas.com - 03/11/2025, 05:25 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan kredit perbankan nasional belum menujukkan pemulihan yang signifikan hingga kuartal III-2025.

Sebagai contoh, belum semua bank bisa menunjukkan pertumbuhan kredit hingga double digit di paruh kedua 2025 ini.

Padahal dua kuartal terakhir di akhir tahun biasanya menjadi waktu untuk perbankan dapat menggenjot penyaluran kreditnya.

Sejak awal tahun, penyaluran kredit memang belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, per Maret pertumbuhan kredit perbankan tumbuh 9,16 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam perkembangannya, sebagai perbankan besar telah melakukan revisi target penyaluran kredit. Langkah ini dillakukan sebagai penyesuaian terhadap dinamika perekonomian global dan domestik.

Baca juga: OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah 7,44 Persen Per Agustus

Berdasarkan data OJK, terdapat revisi laporan Rencana Bisnis Bank (RBB). Secara umum terdapat penyesuaian target penyaluran kredit bank menjadi lebih konservatif ke bawah target.

Namun demikian, kondisi ini tak menutup optimisme beberapa bank lain yang justru meningkatkan target pertumbuhan kredit.

Optimisme pertumbuhan kredit di pengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik serta percepatan belanja pemerintah diharapkan dapat menarik minat investasi ke domestik dan meningkatkan permintaan kredit.

Adapun, Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit September 2025 tercatat tumbuh 7,70 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Angka itu naik tipis dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar 7,56 persen secara tahunan (yoy).

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan nasional masih perlu terus ditingkatkan untuk mendukung akselerasi ekonomi.

Meskipun naik tipis, Perry bilang, lemahnya permintaan kredit disebabkan oleh masih hati-hatinya pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta suku bunga kredit yang relatif tinggi.

"Pertumbuhan kredit perbankan perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Kredit perbankan pada September 2025 masih tercatat 7,7 persen year on year, meskipun sedikit meningkat dari 7,56 persen year on year pada Agustus 2025," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (22/10/2025).

Berdasarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) Triwulan III-2025, optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan ditunjukkan dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83.

Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia.

Hal ini juga tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang naik menjadi 51,5 di Agustus 2025 yang menandakan pemulihan aktivitas produksi.

Dengan demikian, OJK melihat penyaluran kredit ke depan dengan memantau perkembangan pencapaian penyaluran kredit kuartal III-2025 akan kembali meningkat dan sesuai dengan target untuk 2025.

Baca juga: Dana Pensiun BCA Siap Masuk ETF Emas Setelah Aturan OJK Terbit

Awal tahun ini, OJK sendiri memprediksi pertumbuhan kredit perbankan masih bisa tumbuh 9-11 persen.

Sebagai pembanding, BI menargetkan pertumbuah kredit untuk 2025 mencapai 8-11 persen. Target itu merupakan hasil revisi BI awal tahun yang yakin penyaluran kredit dapat menyentuh batas bawah target 11-13 persen sepanjang 2025.

Proyeksi itu turut didukung oleh data sementara OJK yang menunjukkan kredit perbankan tumbuh 7,79 persen secara tahunan.

Pada bulan sebelumnya atau Agustus 2025, total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp 8.051 triliun.

Penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,56 persen secara tahunan pada Agustus 2025. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit 7,03 persen pada Juli 2025.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau