Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nicholas Martua Siagian
Direktur Eksekutif Asah Kebijakan Indonesia

Seorang sivitas akademik Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang menerima penghargaan dari Pimpinan KPK pada tahun 2021 sebagai Penyuluh Antikorupsi Inspiratif.

Memangkas Birokrasi yang Sekadar "Omon-omon" Saja

Kompas.com - 05/11/2024, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jadi saudara, jangan terlalu banyak kita seminar, terlalu banyak omon-omon. Sekarang, aksi! aksi! aksi! Karena kebutuhan banyak menteri yang hadir, jangan terlalu banyak anggotamu jalan-jalan ke luar negeri. Kalau mau jalan ke luar negeri pakai uang sendiri boleh. Kurangi seminar-seminar, kunjungan kerja, studi banding. Mau studi apa gitu lho. Kalian sudah tahu masalahnya, ngga usah terlalu banyak studi-studi….”

KALIMAT ini datang dari Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan dalam acara Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional di Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024.

Intinya, Presiden Prabowo meminta menteri dan bawahannya agar tidak banyak menghabiskan anggaran negara untuk kegiatan yang ‘omon-omon saja’, tapi harus melakukan aksi nyata yang berdampak kepada kesejahteraan masyarakat.

Dari sudut reformasi birokrasi, tentu ini menjadi penguatan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien.

Reformasi birokrasi menuntut pentingnya penggunaan anggaran negara yang tepat guna dan tepat sasaran. Artinya, anggaran tersebut harus digunakan sesuai dengan realita permasalahan masyarakat di lapangan.

Pernyatan dari Presiden Prabowo menjadi tamparan keras bagi aparatur negara yang pergi melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, tapi tidak memiliki urgensi.

Kenyataan yang terjadi, perjalanan dinas ke luar negeri seringkali dimanfaatkan sebagian aparatur untuk pergi berlibur yang dibungkus dengan rapat, seminar, penandatangan MoU, maupun istilah lainnya, tanpa membawa dampak nyata bagi masyarakat.

Padahal anggaran yang digunakan adalah APBN yang notabene merupakan uang rakyat.

Bagi penulis, pernyataan "kalian sudah tahu masalahnya, ngga usah terlalu banyak studi-studi" merupakan kalimat pamungkas dari Prabowo sebagai tone of the top penyelenggara pemerintahan.

Reformasi birokrasi adalah semangat yang kita tunggu-tunggu di awal pemerintahan Prabowo.

Praktik selama ini, berbodong-bondong aparatur negara melakukan studi banding ke luar negeri, tapi tidak berdampak positif bagi rakyat.

Tidak hanya di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah juga melakukan hal yang sama.

Kalaupun memang memerlukan studi banding ke luar negeri, seharusnya bisa dilakukan dengan rapat melalui daring (video teleconference), tentu bisa menghemat anggaran negara, efektif, dan efisien.

Tidak hanya perjalan dinas ke luar negeri, perjalanan dinas dalam negeri juga pernah disoroti Presiden sebelumnya, Joko Widodo.

“Saya berikan contoh, penyuluh pertanian di APBD Provinsi, engga usah sebut provinsi mana, tujuan untuk meningkatkan SDM Pertanian total anggaran Rp 1,5 miliar, namun Rp 1 miliar digunakan untuk perjalanan dinas,” kata Jokowi di Istana Negara pada 2022.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sri Mulyani Kena 'Reshuffle', Mensesneg: Bukan Mundur, Bukan Dicopot
Sri Mulyani Kena "Reshuffle", Mensesneg: Bukan Mundur, Bukan Dicopot
Nasional
MK Cecar Wamenkum soal Polisi Aktif di Instansi Tak Terkait Polri
MK Cecar Wamenkum soal Polisi Aktif di Instansi Tak Terkait Polri
Nasional
Menko Yusril Minta Advokat Bantu Tangani Kasus Hukum Pedemo yang Ditahan
Menko Yusril Minta Advokat Bantu Tangani Kasus Hukum Pedemo yang Ditahan
Nasional
Kemenhan Tegaskan Kehadiran TNI di Jalan Hanya Bentuk Perbantuan ke Polri
Kemenhan Tegaskan Kehadiran TNI di Jalan Hanya Bentuk Perbantuan ke Polri
Nasional
Jadi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Punya Harta Rp 39,2 Miliar
Jadi Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa Punya Harta Rp 39,2 Miliar
Nasional
Di Sidang MK, Pemerintah Jelaskan Tafsir Aturan Polisi Aktif Jadi Pejabat
Di Sidang MK, Pemerintah Jelaskan Tafsir Aturan Polisi Aktif Jadi Pejabat
Nasional
Yusril: Presiden Sudah Tegaskan dan Minta DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset
Yusril: Presiden Sudah Tegaskan dan Minta DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset
Nasional
Cak Imin Respons Menteri P2MI Karding yang Dicopot Usai Viral Main Domino
Cak Imin Respons Menteri P2MI Karding yang Dicopot Usai Viral Main Domino
Nasional
Jadi Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan Punya Harta Rp16,2 Miliar
Jadi Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan Punya Harta Rp16,2 Miliar
Nasional
Hotman Klaim Tak Ada Mark-up di Pengadaan Chromebook Nadiem Makarim
Hotman Klaim Tak Ada Mark-up di Pengadaan Chromebook Nadiem Makarim
Nasional
Menteri P2MI Baru Bakal Sowan dan Kenalan, Janji Teruskan Program Sebelumnya
Menteri P2MI Baru Bakal Sowan dan Kenalan, Janji Teruskan Program Sebelumnya
Nasional
 4.800 dari 5.444 Pedemo yang Ditangkap Telah Dibebaskan
4.800 dari 5.444 Pedemo yang Ditangkap Telah Dibebaskan
Nasional
Kadernya Jadi Menteri P2MI, Golkar: Presiden Punya Perhitungan Sendiri
Kadernya Jadi Menteri P2MI, Golkar: Presiden Punya Perhitungan Sendiri
Nasional
Prabowo Copot Abdul Kadir Karding, Menteri PKB di Kabinet Berkurang
Prabowo Copot Abdul Kadir Karding, Menteri PKB di Kabinet Berkurang
Nasional
Prabowo Reshuffle Kabinet, PDI-P Harap Menteri Baru Berintegritas
Prabowo Reshuffle Kabinet, PDI-P Harap Menteri Baru Berintegritas
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau