Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Bicara soal Demo Berhari-hari: Sadarkan Kita Harus Jaga Dialog-Kebersamaan

Kompas.com - 06/09/2025, 16:33 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, aksi unjuk rasa yang terjadi sekitar 10 hari sejak Senin (25/8/2025) menandakan bahwa pemimpin harus menjaga dialog dan kebersamaan dengan masyarakat.

Hal ini disampaikan SBY dalam sambutannya pada opening ceremony pameran seni bertajuk "Art for Peace and A Better Future" di Astha District, Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9/2025).

"Kalau beberapa saat yang lalu, sebutlah sekitar 10 hari yang terjadi di negeri kita, menurut saya menyadarkan kita semua bahwa kita harus menjaga dialog dan kebersamaan kita," kata SBY, Sabtu.

Baca juga: Cerita Eri Cahyadi Terkena Gas Air Mata dan Evakuasi Warga Ketakutan Saat Demo Surabaya

SBY menyampaikan, fenomena unjuk rasa di berbagai wilayah di Indonesia ini menyadarkan banyak orang dan pemerintah untuk membangun negeri ke arah yang lebih baik.

"Menyadarkan kita membangun negeri ini ke arah yang lebih baik menjadi amanah tugas dan kewajiban kita," tutur SBY.

Oleh karena itu, ia mengajak untuk meningkatkan dialog, kebersamaan, hingga kerja keras menuju Indonesia yang lebih baik di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

SBY mengaku masih memiliki optimisme bahwa Indonesia mampu menjadi lebih baik, jika semua pihak bersama-sama menjalankan amanah.

Baca juga: 341 Polisi Amankan Objek Vital meski Tak Ada Demo Hari Ini

"Membangun niat baik, karya yang tulus dan semangat yang kuat for our better future. Selalu ada jalan untuk menuju Indonesia yang kita cita-citakan itu," tutur SBY.

Lebih lanjut SBY juga berharap, para pemimpin mampu menjalin kolaborasi yang baik dengan komunitas seni.

"Secara khusus saya berterima kasih kepada Mas Didit (Hediprasetyo). Semoga terbangun kolaborasi antara Mas Didit, Mas Prabowo dengan komunitas seni dan komunitas manapun di Indonesia yang sama-sama sangat mencintai negeri ini," tandas SBY.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah aksi unjuk rasa pecah di berbagai daerah, termasuk di Gedung DPR sejak Senin (25/8/2025).

Sejumlah polisi berjaga saat aksi unjuk rasa di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S Sejumlah polisi berjaga saat aksi unjuk rasa di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.

Demo itu terjadi karena kemarahan publik usai pernyataan para anggota dewan yang membalas kritik masyarakat terkait tunjangan rumah DPR RI mencapai Rp 50 juta tanpa empati.

Sebut saja anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem Nafa Urbach yang mendukung pemberian tunjangan tersebut supaya bisa mengontrak rumah di sekitar Gedung DPR.

Dia bahkan membandingkan dengan dirinya yang tinggal di Bintaro dan harus bergulat dengan kemacetan setiap kali menuju Senayan.

Kemudian, muncul pernyataan pedas Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni kepada publik yang mengkritik DPR.

Baca juga: Polisi Pastikan Tak Ada Demo di Jakarta Hari Ini

Sahroni melontarkan kalimat yang kian memperkeruh suasana ketika menanggapi seruan “Bubarkan DPR” di media sosial.

“Catat nih, orang yang cuma mental bilang ‘bubarin DPR’, itu adalah orang tolol se-dunia,” ujarnya dalam kunjungan kerja di Medan, Jumat (22/8/2025).

Kondisi ini semakin bergejolak setelah insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, di Jakarta pada Kamis malam, pekan lalu.

Aksi unjuk rasa ini pun meluas tidak sekadar memprotes tunjangan para anggota dewan, melainkan juga menuntut keadilan atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau