JAKARTA, KOMPAS.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia tidak ditetapkan secara sembarangan. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi, mulai dari kualitas BBM hingga kondisi pasar minyak dunia.
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar bahan bakar dan pelumas, menjelaskan bahwa semakin tinggi angka oktan (RON) atau cetane number.
Baca juga: Kualitas BBM Indonesia Tertinggal dari Standar Internasional
Selain itu, semakin rendah kadar sulfur pada BBM, maka biaya produksinya juga akan semakin mahal.
“Secara sederhana, harga BBM itu bisa dirumuskan dari harga minyak mentah dunia ditambah biaya pengolahan, biaya distribusi, pajak, dan margin. Setelah itu masih bisa ditambah atau dikurangi subsidi maupun kompensasi dari pemerintah,” kata Tri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Jadi harga BBM itu bisa ditentukan dari harga minyak mentah dunia ditambah biaya pengolahan, biaya distribusi, pajak, dan margin. Lalu bisa ditambah atau dikurangi dari subsidi maupun kompensasi pemerintah
Menurutnya, perbedaan spesifikasi teknis BBM membuat harganya di pasaran tidak sama. BBM dengan kualitas tinggi membutuhkan proses pengolahan lebih kompleks, sehingga harga akhirnya juga lebih tinggi dibanding produk dengan standar lebih rendah.
Suasana SPBU Batam CenterSelain itu, faktor subsidi dan kompensasi turut berperan penting. Tanpa intervensi pemerintah, harga BBM di dalam negeri akan mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia secara penuh, yang bisa berdampak besar bagi konsumen.
Sebagai gambaran, realisasi subsidi energi pada 2024 mencapai Rp 230,5 triliun. Sementara itu, sepanjang Januari–Agustus 2025, pemerintah sudah menggelontorkan sekitar Rp 218 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi, termasuk BBM, LPG, listrik, dan pupuk.
Baca juga: Pilihan Low SUV Bekas di Bawah Rp 200 Juta, Xpander Cross hingga XL7
“Karena itu, mekanisme subsidi atau kompensasi energi yang diberikan pemerintah berfungsi menjaga harga tetap terjangkau masyarakat, meskipun beban anggaran negara menjadi lebih besar,” ujar Tri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang