JAKARTA, KOMPAS.com – Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan setir kanan (right-hand drive) di kawasan Asia Tenggara.
Langkah ini sejalan dengan pembangunan pabrik perakitan di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi penuh pada Maret 2026.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan bahwa fasilitas tersebut akan difokuskan untuk memenuhi permintaan pasar domestik terlebih dahulu sebelum melayani pasar ekspor.
Baca juga: VinFast Berencana Jadikan VF6 Mobil Operasional Kepolisian
Diler VinFast“Base produksi kita di Indonesia memang untuk setir kanan. Jadi prioritas pertama adalah suplai lokal, tapi ke depan tidak menutup kemungkinan akan jadi basis ekspor untuk negara-negara lain yang menggunakan setir kanan,” ujar Kariyanto di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (31/10/2025).
Ia menjelaskan, uji coba operasional pabrik Subang dijadwalkan berlangsung pada Desember 2025, sementara produksi massal akan dimulai tiga bulan kemudian.
VinFast menilai, kehadiran fasilitas produksi lokal penting untuk memperkuat rantai pasok serta menurunkan biaya distribusi dan logistik.
Pabrik Subang juga akan berperan sebagai pusat ekspor kendaraan setir kanan, termasuk ke pasar Asia, Oseania, dan Afrika yang memiliki karakteristik permintaan serupa dengan Indonesia.
“Kalau yang setir kirinya sudah diproduksi di Vietnam, maka Subang bisa jadi hub untuk versi setir kanan,” kata Kariyanto.
Baca juga: VinFast Bocorkan Bawa Mobil 7-Penumpang ke Indonesia
Kunjungan ke pabrik VinFast di VietnamLangkah ini menunjukkan strategi jangka panjang VinFast dalam memperluas jangkauan bisnis globalnya.
Diketahui, berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian, progres pembangunan pabrik VinFast di Subang dilaporkan telah mencapai 77 persen per-Agustus 2025. Total investasi yang digelontorkan mencapai Rp 3,5 triliun, dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 50.000 unit.
Dalam hal pemasaran, VinFast menawarkan skema kepemilikan fleksibel kepada konsumen Indonesia.
Setiap model kendaraan dapat dibeli dengan sistem sewa baterai (battery subscription), yang memungkinkan harga mobil lebih terjangkau di awal pembelian.
Sebagai contoh, VF3 dibanderol mulai Rp 156 juta dengan biaya sewa baterai Rp 253.000 per bulan.
Baca juga: Pentingnya Edukasi Keselamatan dan Mitigasi Risiko Baterai Litium-ion
VinFast di ajang GIIAS 2025Sementara VF6 varian Eco dijual Rp 335 juta dan varian Plus Rp 394 juta, masing-masing dengan biaya sewa baterai sekitar Rp 650.000 per bulan.
Skema tersebut diklaim mampu mempercepat penetrasi kendaraan listrik di Indonesia dengan menekan harga jual awal sekaligus memberikan kemudahan bagi konsumen dalam perawatan jangka panjang.
“Melalui pabrik Subang dan model bisnis yang adaptif, kami ingin memastikan kendaraan listrik dapat diakses lebih luas oleh masyarakat Indonesia, dan nantinya juga bisa menjadi produk ekspor kebanggaan dari Indonesia,” ujar Kariyanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang