JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya peredaran kendaraan listrik di Indonesia, baik mobil maupun sepeda motor, perlu dibarengi dengan edukasi mengenai keselamatan serta mitigasi penanganan risiko pada baterai.
Hal ini yang dilakukan National Battery Research Institute (NBRI) dengan kembali menyelenggarakan Battery School pada 28–29 Oktober 2025, mengusung tema “Lithium-Ion Battery Safety and Fire Risk Mitigation in EV.”
Kegiatan ini dirancang menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan penerapan di dunia nyata, melalui platform pembelajaran praktis yang memadukan kuliah, demonstrasi teknis, serta sesi interaktif yang dipandu para pakar dari kalangan akademisi, industri, dan lembaga regulator.
Baca juga: Baterai Mobil Listrik Honda 0 Alpha Mau Diproduksi di Indonesia
Dalam program ini, peserta mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai protokol keselamatan, strategi mitigasi risiko, hingga standar praktik yang krusial untuk memastikan penerapan baterai kendaraan listrik yang aman dan andal.
Battery School juga bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap potensi bahaya dan mekanisme thermal runaway pada baterai lithium-ion, sekaligus memperkenalkan berbagai standar, kebijakan, dan regulasi keselamatan di tingkat nasional maupun internasional.
Ilustrasi demo pemadaman baterai lithium-ion“Battery School bukan hanya ruang pembelajaran, tetapi juga wadah kolaboratif yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat budaya keselamatan dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Prof. Evvy Kartini, Founder NBRI, dalam keterangan resminya, Sabtu (1/11/2025).
Sebagai bagian dari pengalaman pembelajaran langsung, peserta diajak menyaksikan demonstrasi pemadaman kebakaran baterai lithium-ion, yang menampilkan prosedur penanganan dan teknik mitigasi sesuai dengan protokol keselamatan internasional.
Baca juga: Wajib Tahu, Kebiasaan Sepele Ini Bisa Sebabkan Transmisi Matik Rusak
Selain itu, kegiatan ini juga berperan membangun pengetahuan dasar dan terapan keselamatan baterai kendaraan listrik di kalangan pendidik dan profesional industri.
Program ini turut mendorong penerapan praktik dalam manajemen keselamatan baterai, dari desain, penggunaan, hingga penanganan di akhir masa pakai, serta mendukung pengembangan standar manufaktur yang sejalan dengan kebijakan nasional dan prinsip keselamatan global.
Sementara itu, sebagai mitra, PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) turut berperan memperkenalkan berbagai solusi pemadaman kebakaran modern, termasuk teknologi media pemadam khusus untuk baterai lithium-ion.
Baca juga: Midget X, Reinkarnasi Legenda Daihatsu di Era Elektrifikasi
Tidak hanya melalui APAR konvensional, FAST juga menghadirkan inovasi berbasis sains untuk menangani risiko kebakaran pada sistem energi baru dan terbarukan.
Menurut Willy Hadiwijaya, CEO PT FAST, pihaknya bermitra dengan NBRI karena memiliki kesamaan visi dalam memperluas edukasi keselamatan bagi masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan di industri kendaraan listrik dan baterai lithium.
Ilustrasi demo pemadaman baterai lithium-ion“Dalam setiap revolusi teknologi, kesiapan terhadap langkah mitigasi menjadi hal penting, agar kemajuan tidak hanya membawa efisiensi dan inovasi, tetapi juga rasa aman bagi semua,” ujar Willy.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang