Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua DPR Komplain Ucapan Wamensos Agus Jabo di Hadapan Cak Imin

Kompas.com - 21/06/2025, 13:30 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyampaikan protes atas pernyataan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo, yang mengatakan bahwa "kalau orangtua miskin, anaknya pasti miskin."

Protes itu disampaikan Cucun saat kunjungan kerja di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (21/6/2025).

"Terus terang saya komplain dengan statemen Wamensos bahwa kalau orang tuanya miskin anaknya pasti miskin, saya protes atas statement seperti itu. Kita ini enggak mau miskin, siapa yang mau miskin?" katanya saat memberi sambutan.

Cucun berbicara di hadapan Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, yang mengkoordinir sejumlah kementerian, termasuk Kemensos.

Baca juga: Wamensos Sebut Problem Kemiskinan Tidak Hanya soal Ekonomi, tapi Mentalitas

Peringatan Soal Validitas Data Kemiskinan

Agar pernyataan Wamensos itu tak jadi kenyataan, Cucun mengingatkan seluruh pihak, khususnya para kepala desa (kades), agar berhati-hati dalam mengelola dan melaporkan data kemiskinan, sesuai amanat Inpres Nomor 8 Tahun 2025.

"Terutama kepada kepala desa saya ingatkan hati-hati soal data kemiskinan. Jangan hanya karena ingin bansos jadi data dimanipulasi jadi miskin semuanya, itu namanya memelihara kemiskinan. Tolong kerja sama ya, jangan sampai data kemiskinan itu dibikin satu hal yang menjadi satu komoditas untuk Bapak-Ibu agar warganya dapat bantuan," tegasnya.

Cucun menegaskan komitmennya untuk membantu Presiden Prabowo dalam memutus rantai kemiskinan lintas generasi.

Baca juga: Pemerintah Alokasikan Rp 500 Triliun untuk Warga Miskin, Muhaimin: Bansos Akan Diganti Pemberdayaan

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat memberikan keterangan, Rabu (4/6/2025).KOMPAS.com/Egadia Birru Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat memberikan keterangan, Rabu (4/6/2025).

Ia menyoroti peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai motor penggerak ekonomi lokal yang mulai menunjukkan hasil.

"Saya bangga pada hari ini bisa bersama-sama menyaksikan keberhasilan yang selama hampir 5 tahun saya dipercaya menjadi ketua panja transfer keuangan daerah. Saya melihat bagaimana program ini bisa ada output dan outcome yang dihasilkan Bumdes, salah satunya di Desa Wangisagara."

"Jadi enggak sia-sia saya jadi panja di Badan Anggaran, karena ternyata di daerah saya sendiri ada Bumdes yang menjadi andalan. Tapi saya sekaligus pengawasan ke sini," sambungnya.

Anomali Kemiskinan di Tengah Kawasan Industri

Cucun juga mengungkapkan keheranannya atas kondisi di Kecamatan Majalaya, yang meskipun dikelilingi oleh industri tekstil dan makanan, namun masih terdapat desa yang tergolong dalam kemiskinan ekstrem kategori 1.

"Ini daerah penuh dengan industri, ada tekstil, industri olahan makanan, tapi masih masuk kemiskinan ekstrem Pak Kadis DPMD kategori 1, itu kan anomali Pak, itu tugas Bapak bagaimana menyelesaikan itu," ujarnya.

Baca juga: Sosok Agus Jabo Ketum Partai Prima, dari Aktivis Reformasi ke Kursi Wakil Menteri Kabinet Prabowo

Ia berharap sinergi antar elemen pemerintahan dari desa hingga pusat benar-benar bisa menuntaskan masalah tersebut.

"Ayo sama-sama, saya juga apresiasi langkah Gus Menko terus menyelesaikan problematika kemiskinan yang saat ini dari setiap sektor dan sudut, karena di sini sangat anomali. Sama-sama kita kerjakan ya, anggaran zero kemiskinan 2025 harus bisa segera terserap dengan baik," kata Cucun menutup sambutannya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga
Tangani Banjir, Walkot Semarang Fokus pada Keselamatan dan Kebutuhan Dasar Warga
Regional
4.500 Tabung Elpiji 3 Kg Dipasok untuk Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak Banjir di Semarang
4.500 Tabung Elpiji 3 Kg Dipasok untuk Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak Banjir di Semarang
Regional
Regulasi Lama Dianggap Sudah Usang, DPRD Kaltim Bahas Raperda Baru soal Lingkungan
Regulasi Lama Dianggap Sudah Usang, DPRD Kaltim Bahas Raperda Baru soal Lingkungan
Regional
Rekayasa Cuaca di Jateng Diklaim Kurangi Hujan 70 Persen
Rekayasa Cuaca di Jateng Diklaim Kurangi Hujan 70 Persen
Regional
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Pria Ditemukan Tewas di Jalan Pedurungan Semarang, Diduga Korban Pengeroyokan
Regional
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Kasus AI Pornografi di Semarang Naik Penyidikan, Korban Desak Chiko Ditapkan Tersangka
Regional
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
1 Anggota Polisi Diduga Pemeras Warga Batam Rp 1 Miliar Ditangkap
Regional
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Tingkatkan Profesionalisme ASN, Pemkab Bandung Barat Raih Penghargaan Mitra Kerja Terbaik dari BKN
Regional
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
8 Orang Bersenpi Gerebek dan Peras Warga Batam Rp 1 Miliar, Ngaku dari BNN
Regional
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau