KEBUMEN, KOMPAS.com – Gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Selasa (29/7/2025) sore mengakibatkan 15 kapal nelayan ditinggal pemiliknya ditengah laut.
Kapal-kapal tersebut berasal dari tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir, Desa Pasir, Kecamatan Ayah. Sebagian kapal mengalami kerusakan hingga hilang terbawa arus laut.
Baca juga: Warga Kaget Ada Kapal Mirip Titanic Terdampar di Pantai Pandeglang
Meski tidak ada korban jiwa, total kerugian akibat peristiwa tersebut ditaksir mencapai Rp770 juta.
Jumlah tersebut terdiri dari kerusakan kapal dan alat tangkap senilai Rp630 juta serta kerugian ekonomi nelayan sebesar Rp140 juta.
Kepala Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, Heri Purwoto mengatakan bahwa kondisi laut saat kejadian sangat ekstrem.
“Gelombang tinggi dan angin kencang menyebabkan kapal-kapal tidak bisa mendarat. Para anak buah kapal (ABK) akhirnya meninggalkan kapal di tengah laut demi keselamatan,” kata Heri kepada Kompas.com, Rabu (30/7/2025).
Menurut Heri, hingga Rabu siang, proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kebumen, SAR Lawet Perkasa, perangkat desa, masyarakat setempat, serta relawan dari Desa Tangguh Bencana (Destana) Pasir.
“Lima kapal masih terpantau di tengah laut, delapan masih dalam proses pencarian, dan dua kapal lainnya sudah ditemukan dalam kondisi hancur di Pantai Pecaron,” jelasnya.
Peristiwa ini bermula pada Senin (28/7/2025) ketika cuaca mulai memburuk dan kapal-kapal nelayan tak dapat kembali ke daratan.
BPBD menyebut bahwa semua ABK berhasil diselamatkan melalui proses penjemputan menggunakan kapal lain. Namun, seluruh kapal beserta alat tangkapnya yang rata-rata bernilai sekitar Rp45 juta per unit dinyatakan rusak atau hilang.
"Untuk ABK bisa diselamatkan dengan dijemput menggunakan satu kapal (dilangsir)," kata Heri.
Baca juga: Tinggi Ombak Pantai Selatan Capai 4 Meter, Nelayan di Kebumen Terpaksa Libur Melaut
Saat ini, gelombang tinggi masih terjadi di kawasan tersebut. Petugas di lapangan masih melakukan pemantauan dan evakuasi secara bertahap dengan mempertimbangkan faktor keselamatan.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jawa yang berlaku sejak 28 Juli hingga 31 Juli 2025. Tinggi gelombang diperkirakan antara 2,5 hingga 4 meter dengan kecepatan angin mencapai 25 knot.
Warga pesisir dan nelayan diimbau untuk terus waspada serta memantau informasi cuaca dari sumber resmi.
“Jauhi bibir pantai, amankan barang-barang penting, dan siapkan rencana evakuasi jika diperlukan,” tegas Heri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini