NUNUKAN, KOMPAS.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Nunukan, Kalimantan Utara, mengajak semua elemen masyarakat di perbatasan RI-Malaysia untuk bersama-sama mengibarkan bendera merah putih menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Kamis malam, 31 Juli 2025.
Bakesbangpol bersama TNI, POLRI, instansi vertikal, dan organisasi kemasyarakatan pemuda akan menancapkan tiang bendera di jalan-jalan protokol Nunukan serta lokasi strategis lainnya pada malam 1 Agustus 2025.
Baca juga: DPR Sebut Simbol Pembangkangan, Apa Makna Logo Bendera One Piece?
"Kita dua tahun ini selalu memulai pemasangan bendera sebelum tanggal 1 Agustus. Ini upaya kami untuk mengedukasi masyarakat agar menumbuhkan semangat patriotisme, terlebih karena Kabupaten Nunukan berada di wilayah perbatasan negara," ujar Kepala Bakesbangpol Nunukan, Hasan Basri Mursali, saat dihubungi pada Jumat (1/8/2025).
Kelompok yang menjadi prioritas dalam kolaborasi Bakesbangpol tahun ini adalah organisasi kepemudaan.
Untuk menyatukan persepsi dan menjadi benteng atas kebhinekaan di perbatasan RI-Malaysia, Bakesbangpol Nunukan telah menginisiasi pembentukan Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita).
Forum ini bertujuan untuk mengantisipasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) di perbatasan.
Pelita menjadi wadah bagi kaum muda untuk menangkal radikalisme, narkoba, dan potensi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Forum ini dibentuk secara independen dan berfungsi sebagai tameng dalam meminimalisir ujaran kebencian, berita hoaks, serta meningkatkan sosialisasi kebangsaan di kalangan generasi muda dan masyarakat.
"Anak-anak muda yang terdiri dari lintas etnis dan lintas agama, menjadi benteng tangguh untuk isu-isu perpecahan dan ancaman kedaulatan bangsa di perbatasan negara," kata Hasan.
Lebih jauh Hasan juga mengakui bahwa baru-baru ini, pengibaran bendera One Piece, anime Jepang, sedang viral.
Baca juga: Bendera One Piece Jadi Polemik, DPR Sebut Upaya Pecah Belah, Pakar Hukum Berpendapat Lain
Anime ini menceritakan petualangan bajak laut dan karakter utamanya, Monkey D Luffy, yang dikenal sebagai sosok pemberani dan penentang penindasan.
Di sejumlah media sosial di Nunukan, banyak komentar yang mendukung pengibaran bendera One Piece dibandingkan dengan bendera setengah tiang pada Agustus ini.
Netizen beranggapan bahwa bendera One Piece mewakili perasaan masyarakat yang berkabung atas kebijakan pemerintah yang dianggap semakin jauh dari asas demokrasi.
"Kita gencarkan pemasangan bendera merah putih, dan kami sudah bersurat kepada camat-camat di Nunukan untuk pengibaran serentak bendera merah putih. Ini juga menjadi penangkal viralnya isu bendera film kartun yang sedang hangat diperbincangkan," kata Hasan.
Hasan menegaskan bahwa warga yang mengibarkan bendera One Piece adalah bentuk ekspresi dan kepedulian generasi bangsa yang mengingatkan para pejabat agar tetap berkomitmen dalam menjaga kedaulatan negara.
Baca juga: Pakar: Pengibaran Bendera One Piece Bentuk Ekspresi, Bukan Memecah Belah Bangsa
Banyaknya kebijakan yang perlu direvisi telah menimbulkan luapan emosi di kalangan masyarakat.
"Pesannya bagus, tapi saya harus ingatkan, bendera merah putih harus dikibarkan sebagai bentuk penghormatan kita kepada Ibu Pertiwi dan rasa terima kasih kita kepada jasa pahlawan yang mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan," tegasnya.
"Alhamdulillah, gerakan pengibaran 1.000 bendera yang kita inisiasi juga berbarengan dengan program bantuan 300 bendera untuk masing-masing kecamatan. Sejauh ini, di Nunukan hanya bendera merah putih yang berkibar, belum kami temukan ada bendera One Piece," pungkas Hasan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini