LEMBATA, KOMPAS.com - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, resmi menurunkan status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari level III siaga menjadi level II waspada pada Minggu (2/11/2025).
Keputusan ini diambil menyusul penurunan aktivitas erupsi, yang terlihat dari sejumlah indikator, termasuk jumlah kejadian erupsi, tinggi kolom erupsi, jarak lontaran, serta suara gemuruh dan dentuman yang menyertai aktivitas erupsi.
Berdasarkan data kegempaan yang tercatat selama periode 23 Oktober hingga 31 Oktober 2025, terdapat 709 kali gempa erupsi, 1.615 kali hembusan, 5 kali tremor harmonik, dan 4 kali tremor non-harmonik.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 26 Kali Disertai Gemuruh dan Lontaran Lava Pijar
Selain itu, juga tercatat 20 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 31 kali gempa tektonik jauh.
"Terekam 1 kali gempa terasa dengan skala IV MMI," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya.
Dari pantauan visual, kawasan gunung api terlihat jelas meskipun tertutup kabut.
Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas yang bervariasi, berkisar antara 20 hingga 600 meter dari puncak.
Tinggi kolom erupsi juga tercatat berkisar antara 100 hingga 300 meter dari puncak dengan warna yang sama.
Baca juga: Genap Sebulan Operasional Bandara Wunopito Lembata Ditutup Imbas Erupsi Gunung Ile Lewotolok
Sementara itu, lontaran material pijar saat erupsi jatuh di dalam kawasan kawah.
"Suara dentuman dan gemuruh saat erupsi masih terdengar, namun pada umumnya dengan intensitas lemah," jelas Wafid.
Wafid menegaskan bahwa berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok resmi diturunkan dari level III siaga menjadi level II waspada terhitung pada Minggu (2/11/2025) pukul 09.00 Wita.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang