Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susah Diobati, Ahli AS Tawarkan Terapi untuk Kanker Otak Glioblastoma

Kompas.com - 30/12/2019, 17:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Futurity

KOMPAS.com - Glioblastoma multiforme (GMB) adalah salah satu jenis kanker otak yang paling sulit untuk dipelajari dan diobati. Tantangan paling besar dari hal tersebut adalah heterogenitas tumor.

Pendekatan pengobatan seperti operasi, radiasi, dan kemoterapi bersama dengan terapi seluler baru yang dapat dipersonalisasi, telah terbukti dapat memperlambat pertumbuhan tumor dan menjaga pasien bebas penyakit selama beberapa periode tertentu.

Namun, penanganan tersebut belum menyembuhkan seutuhnya.

Studi terbaru mengenai organoid tumor otak dari pasien penderita glioblastoma telah dikembangkan di laboratorium.

Baca juga: Selain Kanker Otak, 3 Penyakit Otak Ini dapat Membunuhmu

Sel dari kanker otak yang paling agresif ini menunjukkan sesuatu yang menurut para peneliti dapat berfungsi sebagai model yang efektif dan cepat untuk menguji strategi perawatan.

"Sementara, kami telah membuat langkah penting dalam penelitian glioblastoma, tantangan praklinis dan klinis tetap ada, dan ini membuat kami merasa semakin dekat untuk menemukan perawatan yang lebih efektif (pada pasien glioblastoma)," kata Hongjun Song, Profesor Ilmu Saraf di Perelman Scholl of Medicine di University of Pennsylvania.

Baca juga: Kenali Gejala Kanker Otak Glioblastoma yang Diidap Agung Hercules

Dikutip Futurity, kata Hongjun, salah satu rintangan adalah kemampuan untuk merekapitulasi tumor untuk tidak hanya lebih memahami karakteristik kompleksnya.

Namun juga menentukan terapi apa yang bisa diberikan untuk melawan dengan cara yang lebih efisien, usai operasi.

Pertumbuhan organoid otak di laboratorium

Di laboratorium, otak organoid yang tumbuh berasal dari sel induk berpotensi majemuk di manusia.

Jaringan sel pasien tumbuh ke ukuran tidak lebih besar dari kacang, tetapi juga bisa direkapitulasi seperti komposisi penting genetik, otak jenis sel heterogenitas, dan bentuknya.

Model-model yang direkapitulasi ini memungkinkan para peneliti untuk mengamati otak pasien dan membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kanker mereka.

Kemudian, memungkinkan ahli untuk mengupayakan berbagai hal untuk menyerang sel kanker tersebut.

Hal yang membuat organoid sangat menarik dalam glioblastoma adalah pengaturan waktu dan kemampuan untuk mempertahankan tipe sel dan heterogenitas genetiknya.

Sementara, model in vitro yang ada telah menambah pemahaman peneliti tentang mekanisme biologis yang mendasari kanker, yang dinyatakan sel kanker tersebut memiliki keterbatasan.

Tidak seperti model pengembangan penelitian lainnya, riset organoid tumor otak yang dikembangkan ini jauh lebih cepat dalam menunjukkan ekspresi gen dan fitur histologis lainnya yang lebih dekat mewakili tumor.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau