PAMEKASAN, KOMPAS.com - Realisasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Proppo, Pamekasan, Jawa Timur menjadi perhatian publik.
Menu yang ada dikeluhkan, dan juga wadah saji ditarik pengelola dapur sebelum nasi dimakan.
Kondisi ini menyebar melalui video di jejaring media sosial, di mana menu MBG yang sudah dipindahkan ke piring, direkam oleh warga.
Pada menu itu hanya terdapat nasi putih, telur dadar dipotong tipis, kacang panjang, dan dua irisan tempe berukuran kecil.
"Mau bergizi bagaimana kalau makanannya seperti ini," ucap warga yang ada di dalam rekaman video tersebut.
Baca juga: Ditemukan Nasi Goreng Basi, Buah Busuk, dan Susu Kedaluwarsa dalam MBG di SMPN 2 Jombang
Suara dalam video itu juga mengomentari irisan telur yang sangat tipis, menyerupai kertas.
Pada rekaman berdurasi 1 menit 53 detik itu juga terdengar komentar, nasi dengan menu tersebut biasanya cuma dibanderol seharga Rp 3.000 di warung.
"Share video ini biar tersampaikan ke Bapak Wakil Presiden. Agar tahu apa yang terjadi di bawah," kata suara dalam video itu.
Warga kecewa dengan penyajian menu yang dianggap tidak pantas. "Beli sepeda motor duluan, akibatnya di bawah seperti ini," kata dia.
Mahfud, seorang warga di Kecamatan Proppo, membenarkan kondisi dalam video tersebut. Menurut dia, menu MBG semacam itu menyebar di Desa Billaan.
Dia menyebut, selain nasi, ada telur dan kacang panjang. Makanan diambil dari balai desa setempat. "Iya, menunya sesuai dengan yang ada di video itu," kata Mahfud.
Baca juga: Diduga Keracunan Usai Santap MBG, 17 Siswa SD di Lombok Barat Dilarikan ke Puskesmas
Selain itu, ia menyebut ompreng (wadah saji) MBG ditarik sebelum nasi dimakan penerima bantuan.
Sehingga, warga harus menyiapkan piring untuk memindahkan nasi dari ompreng. Hal itu terjadi sejak awal program MBG terealisasi di Kecamatan Proppo.
Koordinator Wilayah MBG Kabupaten Pamekasan, Hariyanto Rahmansyah Triarif, menyebut, berdasarkan komposisi menu, maka makanan tersebut sudah benar. Hanya susu dan buah yang tidak masuk dalam perekaman video.
"Persis, bedanya susu dan buahnya sudah habis, kemungkinan nggak ada di video," kata dia sambil menunjukkan menu MBG yang mirip.
Ditanya soal keluhan warga, Hariyanto mengaku belum bisa memberikan jawaban. Namun, soal penarikan ompreng, menurut dia, semestinya wadah itu diambil setelah makanan selesai dikonsumsi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini