JEMBER, KOMPAS.com - Di usianya yang kini memasuki senja pengabdian, Fatkhurohman tetap teguh berdiri di antara rak-rak buku yang sunyi namun sarat makna.
Fatkhur adalah potret dari kesetiaan pada sebuah cita-cita sederhana, menjadikan membaca sebagai jalan perubahan.
PNS Kabupaten Jember 58 tahun itu akan pensiun dua tahun lagi, namun semangatnya justru terus menyala seperti api yang tak pernah padam.
Baginya, literasi bukan sekadar aktivitas membaca atau menulis.
Literasi sudah menjadi tubuhnya, menjadi nafas dalam hidup yang ia jalani sejak kecil.
Lahir dari ibu yang gemar membaca apa pun, bahkan bungkus kacang dari koran bekas, dan ayah yang tak pernah menyisakan waktu untuk bermalas-malasan.
Fatkhur tumbuh dalam suasana rumah yang menghargai kerja keras dan ilmu.
“Saya tidak pernah punya waktu untuk kegiatan yang tidak menambah nilai diri,” katanya kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.
Baca juga: Perpustakaan Menjadi Jendela Dunia di Balik Jeruji Lapas Magetan
Dari bangku SD, ia sudah menikmati waktu di perpustakaan.
Fatkhur kecil bahkan rela menyisihkan uang saku untuk membeli buku-buku.
Libur Minggu pun bukan untuk rebahan, melainkan menyambangi Blok M di belakang Matahari Store Jember, menyaksikan sulap jalanan, lalu pulang dengan satu dua buku di tangan.
Blok M yang masih ada sampai kini adalah gang tempat penjual buku bekas.
Setelah lulus dari MAN 1 Jember tahun 1985, ia diangkat menjadi PNS setahun kemudian dan ditugaskan di Dinas Pendidikan di Kecamatan Sukowono.
Sarjana Administrasi Negara dari Universitas Sroedji Jember ini baru benar-benar berlabuh di dunia literasi tahun 2012, ketika dipindah ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jember.
“Saya merasa pulang,” ungkap Fatkhur berseri.
Baca juga: Perjalanan Melisa Sabrina Menjaga Koleksi Langka di Perpustakaan Ajip Rosidi Bandung