LUMAJANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Semeru mengalami peningkatan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono.
Yudhi menjelaskan, laporan harian yang dikeluarkan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas letusan maupun guguran.
Baca juga: Gunung Semeru Luncurkan Lava Pijar Sejauh 2 Km, Status Waspada
Dalam 24 jam terakhir atau pada Selasa (29/10/2025), PPGA Semeru mencatat terjadi 126 kali gempa letusan dan 25 kali gempa guguran.
Guguran lava pijar bahkan teramati meluncur sejauh 2 kilometer mengarah ke tenggara atau Besuk Kobokan.
Rabu (30/10/2025) hingga pukul 12.40 WIB, Gunung Semeru tercatat sudah mengalami letusan sebanyak 8 kali dengan kolom abu teramati setinggi 800 meter dari puncak kawah.
"Aktivitas Gunung Semeru memang mengalami peningkatan, jumlah letusan sehari lebih dari 100 kali, guguran juga intens dengan jarak luncur 2 kilometer ke Besuk Kobokan," kata Yudhi di Kantor BPBD Lumajang, Rabu (30/10/2025).
Baca juga: Bantah Dibekukan, Perumda Semeru Lumajang Klaim 1 Anak Usahanya Masih Jalan dan Hasilkan Keuntungan
Meski begitu, Yudhi memastikan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih berada di radius aman dari permukiman penduduk.
Dimana, permukiman terdekat berada dalam radius 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru.
Sementara itu, kata Yudhi, status Gunung Semeru juga masih berada di level II atau waspada.
"Statusnya tetap waspada, aktivitas letusan maupun guguran yang terjadi juga masih dalam radius aman," ujar Yudhi.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Lava Pijar Sejauh 2 Km ke Besuk Kobokan
Meski begitu, Yudhi mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Utamanya para penambang pasir agar tidak menambang ke tengah sungai. Agar, saat tiba-tiba terjadi awan panas maupun banjir lahar bisa segera menyelamatkan diri.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
BPBD juga sudah memasang beberapa alat peringatan dini atau early warning system (EWS) di lokasi rawan terdampak aktivitas Gunung Semeru.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang