Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Penambang Pasir Diminta Tidak ke Tengah Sungai

Kompas.com - 30/10/2025, 12:59 WIB
Miftahul Huda,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Semeru mengalami peningkatan.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono.

Yudhi menjelaskan, laporan harian yang dikeluarkan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas letusan maupun guguran.

Baca juga: Gunung Semeru Luncurkan Lava Pijar Sejauh 2 Km, Status Waspada

Dalam 24 jam terakhir atau pada Selasa (29/10/2025), PPGA Semeru mencatat terjadi 126 kali gempa letusan dan 25 kali gempa guguran.

Guguran lava pijar bahkan teramati meluncur sejauh 2 kilometer mengarah ke tenggara atau Besuk Kobokan.

Rabu (30/10/2025) hingga pukul 12.40 WIB, Gunung Semeru tercatat sudah mengalami letusan sebanyak 8 kali dengan kolom abu teramati setinggi 800 meter dari puncak kawah.

"Aktivitas Gunung Semeru memang mengalami peningkatan, jumlah letusan sehari lebih dari 100 kali, guguran juga intens dengan jarak luncur 2 kilometer ke Besuk Kobokan," kata Yudhi di Kantor BPBD Lumajang, Rabu (30/10/2025).

Baca juga: Bantah Dibekukan, Perumda Semeru Lumajang Klaim 1 Anak Usahanya Masih Jalan dan Hasilkan Keuntungan

Meski begitu, Yudhi memastikan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih berada di radius aman dari permukiman penduduk.

Dimana, permukiman terdekat berada dalam radius 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru.

Sementara itu, kata Yudhi, status Gunung Semeru juga masih berada di level II atau waspada.

"Statusnya tetap waspada, aktivitas letusan maupun guguran yang terjadi juga masih dalam radius aman," ujar Yudhi.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Lava Pijar Sejauh 2 Km ke Besuk Kobokan

Meski begitu, Yudhi mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.

Utamanya para penambang pasir agar tidak menambang ke tengah sungai. Agar, saat tiba-tiba terjadi awan panas maupun banjir lahar bisa segera menyelamatkan diri.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Selain itu, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.

BPBD juga sudah memasang beberapa alat peringatan dini atau early warning system (EWS) di lokasi rawan terdampak aktivitas Gunung Semeru.

"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Surabaya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Bawa Sapi-sapi Berbobot Jumbo Ikuti Kontes, Taufiq Berharap Pemerintah Lebih Perhatikan Peternak
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau