Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat! Pameran "Kisah dari Palmerah" di Bentara Budaya Jakarta Sampai 8 November

Dalam keterangan resmi yang diterima, pameran ini menghadirkan karya-karya dari 44 perupa Kompas Gramedia, baik yang masih aktif berkarya maupun yang telah purna tugas.

Mereka datang dari berbagai bidang profesi termasuk redaksi, desain, ilustrasi, hingga percetakan yang semuanya memiliki kedekatan batin dengan dunia seni rupa.

Adapun para perupa yaitu Adinto F. Susanto, Agus Salim, Agus Sutedja, Alf. Yogi S., Aries Tanjung, Barlin Srikaton, Bima M., Bowo Budi Setyo, Candra Rakhmasari, Cosmas Y., Damianus Sunu Wibowo dan Darmoro S.

Selanjutnya, Didie SW, Febrina Tiara R.D., Firdaus Husaini, Harifin Rustanto, Helman Taofani, Hermanu, Hilmi Faiq, Ignatius Purnama Adi, Ika W. Burhan, Ilham Khoiri, Jitet Koestana, Keliek D.K., M. Hady Santoso, Muhammad Nasir, Nana Wildiana dan Nawa Tunggal.

Kemudian, Nunk, Pandu L.P., Patar Butarbutar, Putu Fajar Arcana, Rachmat Riyadi, Rahardi Handining, Rianto Karman, S. Suryolelono, Setianto Riyadi, Steve Clement, Susi Liu, Thomdean, Wandi S. Brata, Wedha Abdul Rasyid, Wiediantoro dan Yogi Wistyo.

Bagi keluarga besar Kompas Gramedia (KG), Palmerah bukan sekadar alamat kantor. Ia adalah ruang hidup, tempat gagasan tumbuh, persahabatan bersemi, dan semangat kemanusiaan dijaga melalui kerja-kerja sehari-hari.

Para peserta menafsirkan ulang pengalaman dan kenangan mereka selama berkarya di Palmerah, memvisualisasikan semangat kerja, nilai kemanusiaan, serta refleksi atas perjalanan panjang 62 tahun Kompas Gramedia dan 60 tahun Harian Kompas.

Karya-karya yang dipamerkan menampilkan beragam medium meliputi lukisan, grafis, ilustrasi, komik, hingga karya eksperimental yang memadukan kisah personal dengan semangat kolektif.

“Palmerah bukan hanya tempat bekerja, melainkan ruang batin yang melahirkan cerita, persahabatan, dan permenungan,” ujar Frans Sartono, jurnalis senior Kompas sekaligus kurator pameran ini.

Efix Mulyadi, perupa dan kurator Bentara Budaya, menambahkan, “Karya-karya ini menjadi perwujudan kreativitas yang berakar pada keseharian—di mana kesibukan kerja tidak memadamkan daya cipta dan kepekaan estetik.”

Melalui karya-karya tersebut, publik diajak melihat bagaimana seni rupa menjadi cermin nilai humanisme, kerja kolektif, dan kepekaan sosial yang selama ini hidup di jantung Kompas Gramedia.

Kisah-kisah dalam pameran ini dihadirkan dengan pendekatan yang beragam, ada yang satir dan humoris, ada yang kontemplatif, ada pula yang realistik dan dokumenter. Namun, benang merahnya tetap sama: Palmerah sebagai ruang nilai dan kenangan.

Palmerah sebagai tempat mesin cetak berdetak seirama dengan idealisme, tempat berita dan karya lahir dari kesadaran akan kemanusiaan dan kebudayaan.

Beberapa karya menyoroti figur dan ruang kerja yang akrab bagi insan Kompas Gramedia, sementara lainnya menafsirkan Palmerah sebagai simbol pergerakan zaman dan laku spiritual kerja.

Dengan demikian, pameran ini tidak hanya berbicara tentang individu, tetapi juga tentang ruang sosial dan moral yang mempersatukan mereka.

https://travel.kompas.com/read/2025/10/31/130000427/catat-pameran-kisah-dari-palmerah-di-bentara-budaya-jakarta-sampai-8-november

Terkini Lainnya

Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Bagikan artikel ini melalui
Oke