KOMPAS.com - Kecelakaan Air India Penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang di Ahmedabad, India, pada Juni lalu, kini memasuki babak baru penyelidikan.
Temuan terbaru dari rekaman suara kokpit justru semakin memperdalam misteri di balik insiden ini.
Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua saklar pengendali bahan bakar pada pesawat Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun tiba-tiba berpindah ke posisi “cut-off”, yang berarti memutus pasokan bahan bakar ke mesin.
Baca juga: Selfie Terakhir Keluarga Dokter, Penumpang Air India yang Jadi Korban
Langkah ini seharusnya hanya dilakukan setelah pesawat mendarat. Akibatnya, kedua mesin kehilangan tenaga secara total.
Yang mengejutkan, rekaman suara kokpit memperdengarkan seorang pilot bertanya, “kenapa kamu melakukan cut-off?”, yang dijawab dengan penyangkalan: “Aku tidak melakukannya.”
Sayangnya, rekaman itu tidak menjelaskan siapa yang berkata apa. Saat itu, co-pilot diketahui sedang menerbangkan pesawat sementara kapten bertugas memantau.
Para penyelidik menyoroti bahwa saklar pengendali bahan bakar dirancang dengan sistem pengunci untuk mencegah aktivasi tidak sengaja.
Saklar harus diangkat terlebih dahulu sebelum bisa digeser. Bahkan, ada pelindung tambahan agar tidak tersenggol secara tidak sengaja.
Menarik kedua saklar sekaligus dengan satu tangan hampir mustahil. Ini membuat dugaan kesalahan tidak disengaja menjadi kecil kemungkinannya.
View this post on Instagram
Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan penerbangan, menyatakan bahwa kejadian ini sangat tidak biasa.
“Jika ini memang dilakukan oleh salah satu pilot, baik sengaja atau tidak, mengapa? Tidak ada indikasi kegagalan sistem atau kebingungan dalam kokpit,” katanya.
Peter Goelz, mantan direktur pelaksana NTSB Amerika Serikat, menilai temuan ini sangat mengganggu.
“Rekaman ini hanya menunjukkan satu kalimat. Kita butuh lebih banyak informasi. Siapa yang menyentuh saklar, dan kenapa?” ujar dia.
Baca juga: Telat 10 Menit karena Macet, Calon Penumpang Air India Selamat dari Kecelakaan
Goelz menambahkan bahwa investigasi perlu mengidentifikasi suara dalam rekaman dan menyusun transkrip lengkap, termasuk urutan peristiwa sejak pesawat mulai bergerak dari terminal hingga jatuh.
Ia juga menyerukan penggunaan kamera video kokpit untuk memberi bukti visual siapa yang mengoperasikan saklar.