BALI, KOMPAS.com - Hamparan bebatuan hitam jadi pemandangan pertama yang telihat begitu tiba di area kaki Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Kontras dengan pemandangan Gunung Batur yang menghijau, lava hitam mengeras di kaki Gunung Batur terbentuk akibat erupsi gunung berapi pada puluhan tahun silam.
Alih-alih menjadi kawasan mati, Black Lava justru menjadi magnet baru bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Ada dua warna (batu), yang hitam (hasil erupsi) tahun 1927. Kalau yang ada warna merahnya, (hasil erupsi) tahun 1963," kata manajer RJA Kintamani Jeep Tour, Bli Bangor, saat ditemui media di area black lava, Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Aturan Pendakian Gunung Kelud via Karangrejo Blitar, Pendakian Tektok Cuma Sampai Pukul 08.00 WIB
Black Lava di Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali pada Kamis (2/10/2025).Lava menghitam ini bebas dipegang oleh wisatawan sebagai properti saat berfoto maupun kenang-kenangan untuk dibawa pulang.
Supir RJA Kintamani Jeep Tour, Bli Komang, mengatakan, wisatawan boleh saja membawa pulang bebatuan hitam ini, tetapi ada baiknya hanya mengambil bebatuan lava kecil secukupnya.
Setibanya di rumah, bebatuan lava hitam dapat dijadikan hiasan untuk akuarium maupun hiasan meja.
Baca juga: Menyambut Mentari Pertama di Gunung Batur Kintamani, Ada Tipsnya