YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menentukan 7 titik bagi pengamen untuk tampil hibur wisatawan.
Ketujuh titik tersebut berada di kawasan Malioboro dan 2 di Jalan Margo Utomo.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan dengan adanya 7 titik lokasi untuk pengamen, ke depan sudah tidak ada lagi pengamen yang berkeliling di kawasan Malioboro.
Menurutnya, penentuan tujuh lokasi untuk pengamen ini untuk mencegah pengamen meminta-minta kepada wisatawan di Malioboro sehingga mengganggu kenyamanan wisatawan.
Apabila masih ada pengamen ngeyel dapat dijatuhi sanksi berupa tindak pidana ringan atau tipiring.
“Tangkap (pengamen ilegal) kan ada Jogomaton kalau ada pengamen tangkap ditertibkan. Ya bisa tipiring tapi ya dikasih tahu juga kalau sudah tidak ada pengamen di Malioboro,” kata Hasto.
Baca juga: HUT ke-269 Kota Yogyakarta, Malioboro Full Pedestrian 7 Oktober 2025, Mulai Jam Berapa?
Kepala Dinas Kebudayaan, Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengatakan tujuh titik itu tersebar dari Tugu Yogyakarta hingga Malioboro Kota Yogyakarta.
“Ada di Pasar Beringharjo, eks Mutiara, Kepatihan (pintu barat), Plaza Malioboro, dan sama depan Library perpustakaan. Dua di depan KAI wismanya sama yang dekat Dowa,” ujar dia.
Salah satu pengamen Ariska mengatakan proses dirinya bermain di Malioboro sudah dikurasi sejak dua tahun lalu pada waktu itu ada 5 kelompok angklung yang ikut kurasi.
“Sekarang baru terealisasi di pedestrian lagi mulai hari ini,” kata dia.
Terkait tujuh titik lokasi pengamen ini dia merasa bahagia karena sudah ditunggu-tunggu bermain kembali di Malioboro.
“Kita dapat ruang lagi berkesenian. Setelah 5 tahun yang lalu di-off-kan ini baru terealisasi lagi,” kata Ariska.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang