KOMPAS.com - Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai momentum penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Salah satu tempat yang menjadi saksi peristiwa bersejarah itu kini berdiri megah di Jakarta Pusat, bernama Museum Sumpah Pemuda.
Bangunan berarsitektur kolonial ini menyimpan berbagai koleksi dokumen, foto, dan benda bersejarah yang merekam semangat para pemuda Indonesia di tahun 1928 lalu.
Baca juga: Wisata Sejarah ke Monumen Pancasila Sakti, Ini Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiketnya!
Gedung Museum Sumpah Pemuda memiliki sejarah panjang yang bermula dari awal abad ke-20. Dahulu, bangunan di Jalan Kramat Raya Nomor 106 merupakan kos-kosan milik Sie Kong Lian yang juga merupakan tempat berkumpulnya para pelajar dan pemuda perantauan.
Pada tahun 1908-1928, gedung ini menjadi asrama bagi pelajar yang tergabung dalam organisasi seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Batak, dan Jong Celebes.
Melansir laman resmi Museum Sumpah Pemuda (Muspada), gedung ini sempat diberi nama Gedung Indonesische Clubgebouw dan menjadi salah lokasi rapat Kongres Pemuda Kedua tanggal 28 Oktober 1928 sekaligus tempat ditutupnya rangkaian kongres tersebut.
Gedung ini beberapa kali beralih fungsi menjadi rumah tinggal pada 1934-1937, toko bunga pada 1937-1948, hotel pada 1948-1951, hingga kantor inspektorat bea dan cukai pada 1951-1970.
Kemudian di tahun 1968, Prof. Mr. Soenario berkirim surat kepada Gubernur DKI Jakarta, Ali Sodikin untuk meminta perhatian agar nilai sejarah Gedung Kramat 106 tidak hilang.
Maka, melalui SK Gubernur Nomor cb.11/1/12/72 jo Monumenten Ordonantie Staatsblad No. 238 tahun 1931, tertanggal 10 Januari 1973, gedung tersebut ditetapkan sebagai benda cagar budaya, dan pada 20 Mei 1973 resmi dinamakan Gedung Sumpah Pemuda.
Baca juga: Monumen Keris di Sumenep Diresmikan, Tingginya 17 Meter
Museum Sumpah Pemuda menyimpan lebih dari 2.800 koleksi benda bersejarah yang terbagi ke dalam beberapa ruang pamer tematik, di mana setiap ruang menampilkan kisah perjuangan para pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan.
Ketika memasuki gedung, pengunjung akan dikenalkan sejarah Museum Sumpah Pemuda, mulai dari siapa pemiliknya, hingga bagaimana gedung tersebut berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.
Pada pintu selanjutnya, pengunjung akan menemukan sebuah ruangan yang dinamai Ruang Pemuda Berjuang dan Berorganisasi, menampilkan arsip dan foto organisasi pemuda lintas daerah setelah lahirnya Boedi Oetomo.
Ruangan selanjutnya bernama Pemuda Bergerak, di ruangan ini ditampilkan Kongres Pemuda Pertama, mulai dari foto, hingga informasi seperti susunan panitia.
Pintu selanjutnya yaitu ruangan empat bernama Pemuda Bersatu dalam Sumpah Pemuda, di sini pengunjung dapat melihat hasil dari Kongres Pemuda Kedua, yaitu Sumpah Pemuda sekaligus diperdengarkannya lagu Indonesia Raya dari Wage Rudolf Supratman pertama kali dengan iringan biola.
Terdapat juga ruangan yang menyimpan biola WR Supratman dan ruangan setelah Kongres Pemuda selesai dilaksanakan.