KOMPAS.com - Sudah 29 tahun Kompas.com berdiri dan berupaya menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya masyarakat Indonesia.
Saat teknologi semakin maju, fenomena banjir informasi menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi media, termasuk Kompas.com.
Banjir informasi tidak hanya menyebabkan masyarakat berpotensi besar mendapatkan kabar bohong.
Informasi yang keliru juga bisa menyebabkan media kehilangan kredibilitas, jika tidak melakukan kerja-kerja jurnalistik sesuai kode etik.
Kompas.com juga menyadari bahwa melawan kabar bohong tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak perlu dilakukan untuk melawan hoaks.
Untuk itu, Kompas.com bergabung dengan International Fact-Checking Network atau IFCN, sebagai komitmennya dalam memberantas hoaks dan kabar bohong.
"Dengan jaringan itu, kami bisa melakukan debunking, menjelaskan informasi yang tidak pasti kebenarannya dan kami verifikasi bareng-bareng. Hasil verifikasi bisa dipakai media mana pun," kata Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho, kepada Ilham Khoiri dari Corporate Communication Kompas Gramedia.
Kompas.com juga memiliki tim khusus yang tergabung dalam Tim Cek Fakta, yang telah terbentuk sejak bergabung IFCN pada 2017.
Sejak awal, Tim Cek Fakta Kompas.com juga telah berkolaborasi bersama para pemeriksa fakta di Indonesia. Misalnya, kerja kolaboratif dilakukan dalam Live Fact-checking saat debat kandidat Pemilihan Presiden 2019 dan 2024.
Simak penjelasan Pemred Kompas.com Wisnu Nugroho mengenai kerja-kerja Cek Fakta Kompas.com, selengkapnya dalam video berikut ini:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.