KOMPAS.com - Serangan digital berupa penyebaran nomor WhatsApp (WA) dialami oleh sejumlah aktivis dari organisasi masyarakat sipil.
Nomor mereka disebar dengan narasi bahwa itu merupakan nomor milik anggota DPR RI.
Akibatnya, akun WA milik para aktivis sipil dibanjiri oleh pesan dari nomor asing. Banyak dari pesan tersebut berisi ancaman yang ditujukan kepada anggota DPR RI.
Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur menuturkan kronologi masuknya pesan-pesan ancaman tersebut.
Ia mengaku menerima banyak pesan WA dari nomor asing sejak Sabtu (30/8/2025).
"Ancaman pembunuhan, ancaman apalah. Banyak sekali. Masuk ke WA saya. Tapi menjelang siang, banyak ancaman atau makian atau pertanyaan itu dengan sebutan 'Pak Eko (Patrio)'" kata Isnur saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/9/2025).
Ia pun menduga bahwa ada pihak yang menyebarkan nomor WA-nya dengan menyebutnya sebagai nomor milik Eko Patrio, anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN).
"Jadi saya dijadikan target atau sasaran kemarahan warga. Dibelokin ke saya, dan saya baru tahu kalau ini dialami rekan-rekan yang lain menjelang malam hari," ujar Isnur.
Hal ini mengakibatkan aplikasi WA milik para aktivis sipil kebanjiran pesan dari nomor asing, dan mengganggu pekerjaan mereka.
Menurut Isnur, tindakan tersebut merupakan serangan terpola dan bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, serangan serupa juga pernah terjadi pada 2019 dan 2020.
"Jadi ini pola yang sama yang kami duga bukan dilakukan oleh masyarakat biasa, tapi oleh aktor-aktor kekuasaan, yang mencoba mengganggu atau memberikan pressure kepada aktor-aktor gerakan masyarakat sipil," ujarnya.
Melalui akun Instagram resmi, YLBHI telah menerbitkan klarifikasi pada Sabtu (30/8/2025) dan meminta masyarakat berhenti menghubungi nomor-nomor yang diklaim milik anggota DPR RI.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangView this post on Instagram